Disentil Jerman Soal Uighur di Forum PBB, China: Berhenti Campuri Urusan Kami

China terang-terangan dikritik oleh Jerman dalam pidato PBB mereka.Pidato yang diserukan pada Selasa lalu berisi kritikan catatan pelanggaran HAM

Editor: Amirullah
Via Kompas.com
Umat muslim Uighur di Provinsi Xinjiang tengah beribadah. 

Hukum ini melarang suatu negara memindahkan atau mendepak orang-orang dari juridiksi mereka saat ada dasar penting untuk yakin jika orang tersebut terancam kehilangan nyawa saat kembali.

Ancaman yang termasuk adalah penyiksaan dan pelanggaran HAM lainnya.

Sekutu Jerman menyebut: "pengawasan ketat menyebar dengan tidak rata untuk menarget Uighur dan minoritasa lainnya.

"Lebih banyak lagi laporan mengenai pengadaan buruh paksa dan pemaksaan program KB, termasuk sterilisasi.

"Kami memanggil China untuk perbolehkan akses mendalam dan menyeluruh ke Xinjiang.

"Akses ditujukan untuk pengamat independen termasuk Komisi Petinggi PBB untuk HAM dan stafnya."

Jerman juga mengkhawatirkan situasi di Hong Kong bersama dengan negara lain termasuk anggota Uni Eropa dan AS serta Inggris.

"Kami khawatir juga mengenai elemen hukum keamanan nasional yang perbolehkan kasus tertentu dipindahkan untuk disidang di China daratan," ujar Heusgen.

"Kami mendesak pejabat relevan untuk menjamin hak yang dilindungi di bawah payung hukum Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik serta Deklarasi Gabungan Sino-Inggris.

"Termasuk hak-hak yang dilindungi adalah kebebasan berbicara, kebebasan pers dan pengadaan pertemuan."

China sendiri menyebut bahwa AS telah melanggar HAM.

Duta besar China untuk PBB, Zhang Jun, berbicara mewakili 26 negara lain termasuk Belarusia, Korea Utara, Iran, Suriah dan Venezuela.

"Kematian George Floyd dan penembakan Jacob Blake masih terjadi," ujar Zhang.

"Insiden ini tunjukkan bahwa rasisme masih mengakar di AS, termasuk brutalitas polisi dan ketidaksetaraan sosial."

Sementara itu, Kuba memimpin 45 negara yang mendukung aksi China terhadap Xinjiang.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved