Unsyiah Sudah Uji 14.918 Sampel Swab
Laboratorium Penyakit Infeksi Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) hingga Senin (5/10/2020) sudah menguji 14.918 sampel swab
* 23,6 Persen Positif Covid-19
BANDA ACEH - Laboratorium Penyakit Infeksi Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) hingga Senin (5/10/2020) sudah menguji 14.918 sampel swab. Dari jumlah itu, 23,6 persen atau 3.519 sampel terkonfirmasi positif Covid-19.
Manajer Operasional Laboratorium Penyakit Infeksi Unsyiah, Dr Ichsan MSc, menjelaskan, angka positive rate dari hasil pengujian Lab Unsyiah tergolong tinggi. Menurutnya, jumlah itu sudah jauh melampui rasio ambang batas positif yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yaitu lima persen. Sebab, dengan angka sebesar itu, penyebaran Covid-19 masih bisa terkendali.
Namun, jika sudah lebih dari lima persen maka pandemi ini akan sulit untuk dikendalikan. "Data tersebut patut menjadi perhatian kita bersama, karena semua ini menunjukkan bahwa wabah Covid-19 khususnya di Aceh makin tak tekendali," ucap Dr Ichsan.
Terkait kemampuan Lab Unsyiah, Ichsan mengungkapkan, saat ini Lab Unsyiah mampu melakukan pengujian 520 sampel dalam sehari. Hal itu tidak lepas dari dukungan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang beberapa waktu lalu memberikan bantuan berupa satu mesin Real-Time PCR System dengan 48 Wells.
Sementara itu, Rektor Unsyiah Prof Dr Ir Samsul Rizal MEng menilai, selama ini Lab Unsyiah memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19 di Aceh. Prof Samsul juga menilai, angka positive rate dari Lab Unsyiah ini bisa bertambah jika jumlah pengujian sampel swab dilakukan lebih banyak lagi.
Karena itu, Rektor sangat setuju dengan DPRA yang beberapa waktu lalu mengusulkan perlunya uji swab secara massal di tempat keramaian. "Unsyiah siap mendukung swab massal di tempat tertentu seperti warung-warung kopi, sehingga kita bisa mendeteksi penyebaran virus Covid-19 ini," ucap Rektor.
Sebab, Prof Samsul menilai, yang sangat berbahaya saat ini adalah orang-orang yang sebenarnya positif Corona namun mereka tidak menyadarinya. Penyebabnya, karena mereka tidak memiliki gejala (OTG). Mereka yang tidak bergejala ini kemudian pulang ke rumah dan bertemu dengan orang tuanya yang memiliki riwayat komorbid (enyakit penyerta).
"Kalau kita lihat persentase yang meninggal, yang paling tinggi adalah darah tinggi, kencing manis, jantung, dan paru. Maka kita perlu mewaspadai virus Covid-19," ucap Prof Samsul Rizal seperti disampaikan Kepala Humas Unsyiah, Chairil Munawir MT SE MM, dalam siaran pers kepada Serambi, Selasa (6/10/2020) sore.
Untuk diketahui, berdasarkan data dari Satgas Covid-19 Aceh yang dipublikasikan per 5 Oktober 2020, jumlah masyarakat yang terkonfirmasi positif Corona di Aceh berjumlah 5.062. Dari jumlah itu, 3.057 orang dinyatakan sembuh, 1.806 dalam perawatan, dan 199 orang lainnya meninggal dunia.(jal)