Cuaca Ekstrem
Waspadai Bencana Hidrometeorologi sebagai Dampak Peralihan Musim di Aceh
Pemerintah di semua tingkatan harus mempersiapkan berbagai kebutuhan darurat jika bencana benar-benar terjadi.
Penulis: Nasir Nurdin | Editor: Nasir Nurdin
Pemerintah di semua tingkatan harus mempersiapkan berbagai kebutuhan darurat jika sewaktu-waktu bencana terjadi," kata Wakil Ketua Forum PRB Aceh, TM Zulfikar.
Laporan Nasir Nurdin | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Peralihan musim kemarau ke penghujan dalam beberapa hari terakhir ini sangat perlu diwaspadai dampaknya.
“Dampak cuaca ekstrem bisa memunculkan ragam bencana hidrometeorologi seperti banjir (termasuk banjir bandang dan banjir genangan), angin kencang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, kerusakan fasilitas publik, dan lainnya,” kata Wakil Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (Forum PRB) Aceh, TM Zulfikar mengutip dialog sore yang disiarkan TVRI Aceh (Senin/12/10/2020).
Zulfikar yang juga Pengamat Lingkungan dan Sosial Aceh menjelaskan, fenomena cuaca ekstrem seperti yang terjadi saat ini dapat berdampak pada potensi terjadinya bahaya atau bencana hidrometeorologi yang buruk.
"Cuaca ekstrem seperti ini jika tidak diwaspadai akan berpotensi menimbulkan bencana, menghancurkan tatanan kehidupan sosial bahkan dapat menimbulkan korban jiwa manusia,” ujarnya.
Baca juga: Kisah Sedih - Bocah Peluk Erat Mayat Ibu, Ternyata Sudah 2 Tahun Diabaikan Ayahnya
Baca juga: Kena Serangan Jantung, Ini Langkah Awal Tangani Penyakit Jantung di Rumah
Terkait kondisi itu, katanya, perlu dilakukan upaya mitigasi yang lebih baik kepada masyarakat sehingga tingkat kewaspadaan juga akan semakin tinggi. Masyarakat hendaknya membiasakan mengupdate informasi cuaca.
Masyarakat juga diingatkan selalu waspada akan potensi terjadinya banjir maupun tanah longsor, terutama bagi yang tinggal di wilayah yang berpotensi hujan lebat.
Angin kencang disertai hujan lebat juga dapat menyebabkan tumbangnya pohon atau robohnya baliho pada kawasan-kawasan tertentu.
Baca juga: Tragis! Pria Penggal dan Tenteng Kepala Istri ke Kantor Polisi, Gegara Berselingkuh dengan Tetangga
“Diingatkan untuk tidak berlindung di bawah pohon atau melintas di dekat baliho ketika angin kencang dan hujan,” kata Zulfikar.
Angin kencang juga menyebabkan gelombang tinggi yang sangat berbahaya bagi nelayan atau kapal penyeberangan. “Intinya, di tengah cuaca ekstrem seperti sekarang, semua kita harus benar-benar waspada,” tegas TM Zulfikar yang juga Koordinator Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) Aceh dan juga mantan Direktur Eksekutif Walhi Aceh.
Pemerintah mulai level provinsi, kabupaten/kota, kecamatan hingga ke desa/gampong harus mempersiapkan berbagai kebutuhan jika sewaktu-waktu bencana terjadi.
Persiapan untuk menghadapi kondisi darurat antara lain lokasi evakuasi sementara (shelter, rumah warga, kantor desa atau sekolah, dan lainnya).
Baca juga: Hari Ini, 283 Pasien Covid-19 di Aceh Sembuh Lagi, Kasus Konfirmasi Baru 77 Orang
Masyarakat harus dipastikan benar-benar memiliki pengetahuan sehingga tahu apa yang harus mereka lakukan secara cepat dan tepat jika bencana benar-benar terjadi.
“Kita berharap pemerintah di semua tingkatan sudah mempersiapkan berbagai sumber daya yang ada untuk mendukung berbagai upaya pengurangan risiko bencana,” demikian Wakil Ketua Forum PRB Aceh.