Berita Luar Negeri

Bentrokan Antar Geng Monyet di India Pecah, Tujuh Orang Tewas, Ahli Primata Ungkap Penyebabnya

Menurut pusat penelitian primata yang dikelola pemerintah, lebih dari 1.000 kasus gigitan monyet dilaporkan setiap hari di kota-kota di India.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
Khaosod
Ilustrasi monyet bentrok 

“Agresi ini kemudian berlanjut ke manusia, terutama dalam kasus ketika tanah yang dihuni monyet dirampas oleh pihak berwenang,” terangnya.

Baca juga: Tidur di Luar Rumah, Satu Keluarga di India Tewas Tertimpa Dinding yang Dirobohkan Gerombolan Monyet

Antara tahun 2002 - 2018, India membabat 310.624 hektar kawasan hutan karena kepentingan deforestasi dan industrialisasi.

Bergantung pada skala dan sifat kerusakan, pemerintah negara bagian telah memiliki berbagai ide untuk mengatasi masalah bentrokan monyet.

Di ibu kota negara, Delhi, pemerintah telah merelokasi monyet ke suaka margasatwa.

Ada juga upaya untuk memindahkan monyet dari Delhi ke hutan di negara bagian tetangga.

Pada 2016, negara bagian Himachal Pradesh, menyatakan monyet sebagai hama, memungkinkan orang untuk membunuh mereka.

Pada 2019, negara bagian Uttarakhand mengikuti langkah negara bagian Himachal Pradesh, yang menyebutnya sebagai hama.

Di negara bagian Bihar, petani telah mencoba membujuk para politisi lokal untuk menahan serangan monyet pada tanaman mereka.

Baca juga: Heboh Penemuan Mayat Wanita dan Bayi Baru Dilahirkan dalam Sebuah Gubuk di Kebun Sawit

Di India, kepercayaan budaya masyarakatnya sangat mempengaruhi cara mereka memperlakukan monyet.

Hanoman, dewa monyet, adalah salah satu dewa paling populer dalam mitologi Hindu.

“Orang-orang memanggil saya untuk merelokasi monyet di daerah perkotaan, tapi saya tidak tahan melihat mereka (monyet) dikurung,”

“Bagaimanapun, mereka adalah dewa kami Bajrangbali (Hanoman), ”kata Ravi Kumar, pengejar monyet di Delhi.

Hanoman - Dewa Monyet Hindu
Hanoman - Dewa Monyet Hindu 

Kumar, yang mengejar monyet dengan meniru suara mereka, menggambarkan dirinya sebagai “satpam monyet”.

Sementara itu, Yogesh Gokhale, seorang peneliti botani yang tinggal di Delhi dengan keahlian dalam pengelolaan sumber daya alam, mengatakan di lingkungannya juga jadi ancaman monyet.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved