Internasional
Anwar Ibrahim Temui Raja Malaysia Untuk Geser PM Muhyiddin Yassin dan Membentuk Pemerintahan Baru
Anwar Ibrahim Pemimpin oposisi Malaysia sedang merencanakan untuk menggeser Perdana Menteri Muhyiddin Yassin, sekaligus membentuk pemerintahan baru.
SERAMBINEWS.COM, KUALA LUMPUR - Anwar Ibrahim Pemimpin oposisi Malaysia sedang merencanakan untuk menggeser Perdana Menteri Muhyiddin Yassin, sekaligus membentuk pemerintahan baru.
Anwar mengatakan telah memberi raja bukti bahwa dirinya memiliki banyak dukungan di parlemen untuk menggulingkan perdana menteri dan membentuk pemerintahan baru, sebuah pernyataan yang ditolak istana.
Anwar mengatakan dia menunjukkan mendapat dukungan dari 120 anggota parlemen, yang akan memungkinkannya untuk menggeser Perdana Menteri Muhyiddin Yassin, lansir AP, Selasa (13/10/2020).
Anwar mengatakan raja berjanji untuk mematuhi konstitusi dan akan berkonsultasi dengan para pemimpin pihak lain sebelum membuat keputusan.
Dia menolak memberikan rinciannya dan mendesak warga Malaysia untuk bersabar dan memberi raja kesempatan untuk meninjau bukti.
"Dokumen-dokumen ini memperjelas bahwa kami telah mendaftarkan mayoritas yang kuat dan meyakinkan di antara anggota parlemen," kata Anwar pada konferensi pers setelah pertemuan dengan raja.
"Perdana Menteri Muhyiddin Yassin telah kehilangan mayoritasnya dan oleh karena itu, pantas baginya untuk mengundurkan diri," klaim Anwar.

Baca juga: Polisi Malaysia Panggil Anwar Ibrahim, Ada Sinyal Pergantian PM
Namun, setelah konferensi pers, istana mengeluarkan pernyataan yang membantah Anwar memberikan bukti dukungan.
Dikatakan Anwar hanya memberi tahu Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah berapa banyak anggota parlemen yang mendukungnya tetapi tidak mengungkapkan identitas mereka.
Dikatakan raja menyarankan Anwar untuk mematuhi dan menghormati proses hukum berdasarkan konstitusi.
Muhyiddin, yang mengambil alih kekuasaan pada Maret 2020 setelah mendapatkan cukup dukungan di Parlemen untuk menggulingkan aliansi reformis Anwar membuat pernyataan pada Selasa (13/10/2020) malam.
"Saya akan menyerahkan masalah itu pada keputusan raja," katanya.
Perdana menteri, yang sebelumnya menolak klaim Anwar sebagai mayoritas, mengatakan prioritasnya saat ini mengendalikan wabah virus Corona baru dan memperbaiki ekonomi.
Malaysia telah melaporkan lebih dari 16.000 kasus dengan 159 kematian.
Baca juga: Mahathir Mohamad Tegaskan Tak Dukung Siapa Pun Untuk Jadi PM Malaysia, Bagaimana Sikap UMNO?
Muhyiddin saat ini memiliki mayoritas dengan dua kursi lebih banyak dari total 222 kursi Parlemen.