Berita Abdya
Remaja Miskin Ini Alami Kecelakaan Kerja, Kini Terkendala Biaya untuk ke Banda Aceh, Harap Bantuan
Kondisi ini sudah setahun lebih dialaminya akibat ia sakit lantaran musibah dialaminya saat bekerja sebagai tukang cuci kendaraan
Penulis: Rahmat Saputra | Editor: Mursal Ismail
Kondisi ini sudah setahun lebih dialaminya akibat ia sakit lantaran musibah dialaminya saat bekerja sebagai tukang cuci kendaraan di salah satu Doorsmeer atau tempat pencucian kendaraan di kawasan Blangpidie.
Laporan Rahmat Saputra I Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Tarmizi (18) warga miskin Gampong Kepala Bandar, Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) terbaring lemah di atas kasur.
Kondisi ini sudah setahun lebih dialaminya akibat ia sakit lantaran musibah dialaminya saat bekerja sebagai tukang cuci kendaraan di salah satu Doorsmeer atau tempat pencucian kendaraan di kawasan Blangpidie.
Suryadi ayah kandung remaja ini menceritakan sakit yang diderita anaknya tersebut sejak setahun lalu.
Kesehariannya, Tarmizi merupakan anak yang mandiri dan suka membantu orangtua.
Meski masih duduk di bangku SMA, saat masih sehat ia membantu meringankan beban orang tuanya dengan bekerja di salah tempat pencucian kendaraan seusai pulang sekolah.
Baca juga: Dipanggil Polri Terkait Kepemilikan Senjata Api, Mantan Danjen Kopassus Soenarko Tak Bisa Datang
Baca juga: Kasus Pembunuhan Mantan Istri di Gayo Lues, Polisi Hanya Temukan Kerangka Korban
Baca juga: PLTMG Arun hanya Hidupkan 4 Mesin Tiap Malam untuk Turunkan Kebisingan Suara Mesin
"Kalau tidak sakit, insya Allah, uang jajan dan untuk kebutuhan rumah ada dari beliau," ujar Suryadi membuka cerita.
Namun nahas, kata Suryadi, sejak setahun terakhir, Tarmizi tak bisa berbuat apa-apa dan harus terbaring di tempat tidur karena kecelakaan kerja yang dialaminya.
"Saat bekerja, tiba-tiba beliau jatuh, ternyata di belakangnya ada gagang sapu alumunium berdiri, sehingga saat terjatuh itu, gagang sapu masuk dalam anus hingga menembus usus korban," kenang Suryadi dengan mata berkaca-kaca.
Selama ini, sebutnya, Tarmizi sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Teungku Peukan (RSUTP) Abdya, bahkan pernah dirujuk ke Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA), Banda Aceh untuk menjalani operasi.
"Alhamdulillah, operasi pertama berjalan lancar, namun saat ini kami sedang mengalami kesulitan.
Jadi tidak ada biaya untuk melanjutkan proses operasi kedua dan biaya hidup selama berada di Banda Aceh, maka kami tunda dulu berangkatnya," ungkapnya sambil mengusap air mata yang tiba-tiba membasahi pipinya.
Ia mengaku, setelah operasi pertama, Tarmizi terpaksa dibawa pulang ke Abdya, karena tidak mempunyai biaya perawatan dan kebutuhan sehari-hari selama di RSUZA Banda Aceh.
Beberapa bulan usai menjalani operasi pertama, dirinya kembali dihubungi oleh pihak rumah sakit untuk melakukan operasi kedua pada usus dan anus Tarmizi.
Lantaran tidak memiliki biaya, pihak keluarga harus mengurungkan niatnya untuk membawa Tarmizi ke Banda Aceh dan memilih merawat anaknya di rumah dengan segala keterbatasan.
“Untuk operasi tahap kedua dijadwalkan pada Senin (19/10/2020) mendatang. Namun apa boleh buat, kami tidak memiliki biaya untuk kembali ke RSUZA di Banda Aceh, dan harus menunda," katanya pasrah.
Bukan saja menunda berobat, karena sakit itu, Tarmizi tak bisa pergi sekolah layaknya teman-temannya.
Di rumah sempit seluas 5 x 6 meter itu, dirinya hanya tinggal dengan ayah dan tiga saudara setelah ditinggal almarhumah ibunya lima tahun lalu.
"Saya harus bekerja keras untuk menjadi ayah, dan tulang punggung keluarga sekaligus menjadi seorang ibu tempat anak-anak bersandar dan mendapatkan hangatnya kasih sayang," ucapnya.
Bahkan, ia mengaku sejauh ini belum ada bantuan apapun dari pemerintah, baik pemerintah tingkat kabupaten maupun tingkat desa.
"Bantuan yang ada hanya sumbangan dari warga sekitar," ujarnya.
Meski begitu, Suryadi berharap ada bantuan dari dermawan dan pemerintah, agar bisa membawa Tarmizi menjalani operasi yang kedua di Banda Aceh.
"Dengan kerendahan hati, saya mohon kepada siapa saja bisa membantu saya, untuk membawa anak saya berobat, sehingga dia bisa sembuh dan bermain layaknya teman-temannya," pungkasnya. (*)