Berita Aceh Timur
Dramatis! Petani Lolos dari Terkaman Buaya, Lepas Usai Bergumul & Tikam Kepala Buaya dengan Pisau
Baqa melihat jaring dan mengambil ikannya yang terjerat di jaring yang dipasangnya itu untuk dijadikan lauk.
Penulis: Seni Hendri | Editor: Saifullah
Laporan Seni Hendri | Aceh Timur
SERAMBINEWS.COM, IDI – Baqa (60), seorang petani yang sering memasang jaring penangkap ikan di anak sungai yang bersambung dengan Sungai Peureulak, Aceh Timur selamat dari terkaman buaya.
Baqa adalah warga Desa Tualang Pateng, Kecamatan Peureulak, Aceh Timur yang saat ini berkebun di Lorong Tanjung Lipat, Dusun Bukit Cinta, Desa Peunaron Baru, Kecamatan Peunaron.
Petani di daerah itu memang bertani di pinggiran Sungai Peureulak, dan sering bolak-balik menyeberang sungai menggunakan perahu untuk pergi ke kebun.
Sementara, lokasi Baqa diterkam buaya berada di kawasan yang disebut warga Segentam, di mana untuk menuju lokasi ini harus menggunakan perahu.
Kronologis kejadiannya bermula pada Kamis (22/10/2020) siang, saat Baqa sedang melihat jaring yang dipasangnya di anak sungai yang menyambung dengan Krueng Peureulak.
Baca juga: Lima Persil Tanah Wakaf di Darussalam Masuk Proyek Tol, Tim Kemenag Verifikasi Tanah Pengganti
Baca juga: Kisah Seorang Pramugara Pesawat di PHK karena Covid-19, Kini Banting Stir Jadi Tukang Pijat
Baca juga: Ajudan dan Pamtup Wali Kota Positif Covid-19, Ruang Kerja Toke Seum Ditutup Tiga Hari
Baqa melihat jaring dan mengambil ikannya yang terjerat di jaring yang dipasangnya itu untuk dijadikan lauk.
Setelah ikan diambil, Baqa memasang kembali jaring tersebut. Lalu ia memperbaiki timah jaring sedalam 150 cm atau sedada orang dewasa.
“Saat saya perbaiki timah jaring dengan kedua tangan, tiba-tiba buaya menerkam kedua tangan saya dari arah belakang. Kedua tangan saya sekitar 7 menit tersangkut di gigi buaya,” ungkap Ardi, warga Tanjung Lipat yang mengutip keterangan dari Baqa.
Setelah melawan sekuat tenaga dalam kondisi hidup atau mati, akhirnya tangan kiri Baqa berhasil lepas dari gigitan hewan predator tersebut.
“Saya sempat diputar oleh buaya tersebut beberapa kali dalam air. Setelah melawan, tangan kiri saya berhasil lepas dari gigitannya," ujar Baqa seperti diceritakan Ardi.
"Lalu saya berusaha memeluk tapi tak bisa karena buayanya sangat besar. Sementara tangan kanan saya terus digigitnya,” jelasnya lagi.
Baca juga: Kado Hari Santri 2020, Alumni Dayah Darul Ihsan Raih Ijazah Markaz Kahilah Mesir
Baca juga: Penelitian Ungkap Kematian Pasien Corona di AS Lima Kali Lebih Banyak dari Pasien Flu
Baca juga: Viral Kandungan Gugur Hingga Buat Seorang Ibu Depresi karena Kehilangan, Tidak Sempat Lihat Anak
Baqa terus berusaha melepaskan diri dari tarikan buaya. Baqa mengapitkan kedua kakinya ke batang kayu, sementara buaya terus menariknya ke dalam Sungai Peureulak yang berjarak sekitar 50 meter dari lokasi ia pasang jaring.
“Kemudian saya ambil pisau di pinggang saya lalu saya bacokkan pisau tersebut di kepala buaya, sambil terus saya tekan hingga akhirnya buaya melepaskan gigitannya dari tangan kanan saya,” ungkap Baqa.
Setelah buaya melepaskan gigitannya, kemudian buaya itu tak muncul lagi. Kemudian, Baqa dievakuasi oleh rekannya ke permukiman penduduk di Tanjung Lipat. Akibat gigitan buaya itu, Baqa mengalami luka gigitan di kedua tangannya.
Pasca kejadian yang menimpanya itu, Baqa mengingatkan warga yang berkebun di seberang Sungai Peureulak agar berhati-hati saat menyeberangi sungai menggunakan perahu, karena serangan buaya itu kapan saja terjadi, dan menimpa siapa saja.(*)
