Jurnalisme Warga

Keripik Pisang, Oleh-Oleh Khas Bireuen

BILA Anda melakukan perjalanan melalui ibu kota Kabupaten Bireuen maka Anda akan jumpai banyak penjaja keripik pisang di pingir-pinggir jalan

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Keripik Pisang, Oleh-Oleh Khas Bireuen
IST
M. ZUBAIR, S.H., M.H., Ketua Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Utama Pemkab Bireuen, melaporkan dari Bireuen

OLEH M. ZUBAIR, S.H., M.H., Ketua Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Utama Pemkab Bireuen, melaporkan dari Bireuen

BILA Anda melakukan perjalanan melalui ibu kota Kabupaten Bireuen maka Anda akan jumpai banyak penjaja keripik pisang di pingir-pinggir jalan nasional. Jika berjalan dari arah barat maka akan jumpa penjual keripik pisang pada kios-kios keripik yang berjejer di sebelah kanan dan kiri jalan nasional di Kecamatan Jeumpa, lebih kurang 2 kilometer dari Kota Bireuen. Selanjutnya, sampai di Kota Bireuen juga akan Anda dapati para penjual keripik pisang dengan aneka rasa di teras-teras pertokoan pinggir kanan-kiri jalan raya.

Sementara di arah timur Kota Bireuen juga terdapat banyak kios yang menjajakan keripik pisang, terutama di Desa Cot Gapu, samping stadion dekat Pusat Pemerintahan Kabupaten (Pemkbab) Bireuen. Keripik pisang dengan aneka rasa dari berbagai jenis buah pisang ini diproduksi oleh masyarakat di kampung-kampung dalam Kabupaten Bireuen dan telah menjadi mata pencaharian tetap bagi pengusaha keripik pisang.

Pisang yang telah digoreng dengan renyah menjadi makanan ringan yang kebanyakan dibeli oleh pelanggan sebagai camilan pada kantor-kantor dan rumah-rumah pribadi sebagai penambah nikmat saat istirahat melepas lelah.

Keripik pisang produksi Bireuen ini juga sudah dikenal di luar Aceh bahkan sampai ke Pulau Jawa karena banyak pendatang ke Kabupaten Bireuen yang membelinya sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ke daerah masing-masing. Produksi keripik pisang khas Bireuen yang laris manis ini telah menjadi ikon bagi Bireuen sehingga dijuluki“Kota Keripik” di samping terkenal dengan julukan “Kota Juang”. Julukan yang terakhir ini muncul, karena Bireuen pada masa revolusi pernah menjadi pusat pemerintahan Republik Indonesia selama satu minggu ketika Presiden Soekarno yang sedang berada di Sumatra mengendalikan pemerintahan dari Bireuen.

Banyak warga di Bireuen bahkan luar Bireuen membeli keripik pisang ini untuk dikirim sebagai oleh-oleh kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya di luar Aceh, bahkan di luar Sumatra. Keripik pisang Bireuen juga dijadikan oleh-oleh kepada tamu-tamu yang datang ke Bireuen, baik tamu-tamu pemerintahan maupun kerabat-kerabat dari luar Aceh. Juga ramai orang luar Aceh yang memesan keripik pisang sebagai camilan kepada sahabat-sahabatnya yang ada di Bireuen.

Penjaja keripik di Bireuen menjual dagangannya selama 24 jam dengan pembagian shift  kerja di kios masing-masing. Ini memudahkan pelanggan memperoleh camilan khas Bireuen tersebut.

Pemandangan yang senantiasa terlihat bahwa setiap saat banyak kendaraan umum maupun kendaraan pribadi yang berhenti di depan kios-kios pedagang keripik untuk membeli keripik pisang sesuai selera masing-masing. Keripik pisang ini ada yang rasa manis, tawar, dan agak asin, serta ditambah dengan selingan keripik ubi dengan rasa pedas dan rasa jagung, bahkan ada juga keripik sukun yang tak kalah gurihnya.

Untuk menambah daya tarik, di kios-kios keripik iu juga dijual lepat nagasari yang juga sudah terkenal sehingga pembeli dapat menikamati camilan yang sedap dan lembut tersebut.

Penjaja keripik pisang di kios-kios keripik pada siang hari umumnya wanita muda yang dengan ramahnya melambaikan tangan pada setiap kendaraan yang lewat untuk menawarkan dagangannya. Sementara, pada malam hari kios-kioas keripik pisang itu dijaga oleh anak-anak muda pria yang juga tidak kalah lihainya dalam menawarkan dagangannya.

Berdasarkan hasil perbincangan saya dengan para penjual keripik, mereka menjual keripik pisang dengan aneka rasa seharga Rp 40.000 per kilogram. Keripik pisang yang dibeli pelanggan dimasukkan ke dalam kantong plastik bening khusus yang dicetak degan tulisan “Keripik Pisang Asli Gurih Cap Pisang Bireuen”. Ini tentu menambah daya tarik dan menjadi ajang promosi usaha masyarakat Bireuen ke kota-kota di luar Aceh.

Banyaknya usaha olahan pisang menjadi keripik di Bireuen telah berdampak kepada banyaknya tenaga kerja yang terserap sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat dan mengurangi tingkat pengangguran. Hal ini juga telah menjadi perhatian Pemkab Bireuen melalui Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi, dan UKM untuk melakukan pembinaan agar usaha-usaha kecil masyarakat Bireuen dapat berkembang lebih baik.

Pembinaan yang dilakukan adalah dengan mengadakan pelatihan tentang pengemasan yang baik sehingga menambah daya tarik bagi konsumen. Selain itu, Pemkab Bireuen juga memfasilitasi pengembangan usaha keripik pisang tersebut dengan memberi bantuan alat-alat pengolahan pisang menjadi keripik yang lebih modern.

Sementara itu, Dinas Komonikasi, Informatika, dan Persandian Kabupaten Bireuen senantiasa mempromosikan usaha-usaha tersebut melalui media baik cetak maupun elektronik, serta membuat video proses pengolahan pisang menjadi keripik. Dinas ini juga selalu siap mendorong agar para pengusaha keripik pisang membentuk Kelompok Informasi Gampong (KIG) agar lebih maksimal dalam mempromosikan hasil usahamya.

Dengan pembentukan KIG diharapkan para pengusaha keripik pisang dapat saling berbagi informasi sesamanya serta mencari peluang pasar yang lebih baik sehingga usaha-usaha mereka mampu berkembang ke araha yang lebih prospektif.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Adu Sakti

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved