Kisah Warga Makassar di Australia, Enggan Pensiun di Umur 70 Tahun Karena Menikmati Pekerjaan
Pria Indonesia yang tinggal di Perth, Australia ini sama sekali belum berencana untuk pensiun dari pekerjaannya.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM - Sepuluh hari lagi, Sjahrir Laonggo akan meniup lilin ulang tahunnya ke-70.
Namun pria Indonesia yang tinggal di Perth, Australia ini sama sekali belum berencana untuk pensiun dari pekerjaannya.
Sjahrir yang menjalankan bisnis daging halal bernama Langford Halal Butchers sejak tahun 2002 belum rela melepaskan para pelanggan yang dianggapnya "keluarga dan teman sendiri".
"Belum pernah terpikir untuk pensiun sampai saat ini, karena terus terang, pekerjaan ini membuat saya bertemu banyak orang," kata Sjahrir dikutip ABC News Indonesia, Kamis (22/10/2020).
"Jadi saya hampir 20 tahun di butcher (toko daging) ini pelanggannya hampir 80 persen dari keluarga yang sama," sambungnya.
Kebijakan di Australia, warganegara dan warga tetap yang sudah menginjak usia 66 tahun ke atas sudah bisa pensiun, namun bukan suatu hal yang wajib.
Bila mereka memutuskan pensiun, warga yang bersangkutan akan mendapatkan tunjangan hari tua dalam berbagai macam bentuk.
Baca juga: Warga Aceh di Australia Galang Dana Pembangunan Masjid di Gle Ceurih, Sepekan Terkumpul 6000 Dolar
Baca juga: 7 Larangan Paling Aneh di Dunia, Larangan Mengganti Lampu di Australia hingga Bermain Game di Yunani
Walau memenuhi syarat, kakek dari tujuh orang cucu yang masih berpendapatan cukup ini belum mau menempuh pilihan tersebut.
Kini, satu-satunya layanan bagi warga lansia Australia yang ia manfaatkan adalah 'WA Seniors Card', yang memberikannya potongan harga untuk tagihan air hingga tiket menonton di bioskop.
"Belum mengakses tunjangan itu, karena mereka (pemerintah) lihat dari pendapatan juga," kata Sjahrir, yang tiba di Australia 46 tahun lalu sebagai seorang mahasiswa.
Baca juga: Putra Aceh Hasilkan Daging Halal di Australia

"Saya menikmati pekerjaan dan istri tidak keberatan, karena kalau hari Minggu, waktu saya penuh untuk keluarga," ujarnya.
Fleksibilitas sebagai seorang pemilik bisnis juga menjadi alasan lain mengapa Syahrir tetap mau bekerja selama hampir 40 jam setiap minggunya.
"Artinya saya bisa keluar kapanpun. Jadi saya tidak ada beban tidak bisa kemana-mana," tutur pria asal Makassar ini.
"Mungkin kalau saya karyawan di tempat orang, saya sudah lama pensiun. Mungkin harus minta izin kalau berlibur. Kalau ini saya merasa tidak ada beban," tambahnya.
Sjahrir mengaku sebagai warga lansia, ia sering merasa lelah ketika hendak berangkat kerja.