Internasional

Warga Bangladesh Protes Prancis, Mendukung Kartun Nabi Muhammad Dengan Alasan Kebebasan Berbicara

Puluhan ribu warga Bangladesh berunjuk rasa di ibu kota Dhaka pada Selasa (27/10/2020) untuk mengecam Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Editor: M Nur Pakar
AFP/Munir UZ ZAMAN
Ribuan demonstran menggelar aksi protes terhadap Prancis dan menyerukan boikot produk Prancis serta mengecam Presiden Prancis Emmanuel Macron atas komentarnya terhadap karikatur Nabi Muhammad, di Dhaka, Bangladesh, Selasa (27/102/20) 

SERAMBINEWS.COM, DHAKA - Puluhan ribu warga Bangladesh berunjuk rasa di ibu kota Dhaka pada Selasa (27/10/2020) untuk mengecam Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Sang Presiden memberi dukungan kuat terhadap undang-undang sekuler yang menggambarkan karikatur Nabi Muhammad dilindungi oleh kebebasan berbicara.

Para pengunjuk rasa dari kelompok konservatif Islami Andolon Bangladesh, yang mendukung penerapan hukum Islam di negara mayoritas Muslim itu, membawa spanduk dan plakat bertuliskan:

"Semua Muslim di dunia harus bersatu" dan "Boikot Prancis."

Itu adalah protes terbesar terhadap kartun dalam beberapa hari terakhir ini, lansir AP, Selasa (27/10/2020).

Beberapa membawa potret Presiden Prancis Emmanuel Macron dengan “X” di wajahnya.

Seorang pengunjuk rasa membawa gambar potongan presiden Prancis dengan sepatu di lehernya sebagai tanda penghinaan.

Demonstran membawa spanduk dan poster Perdana Menteri Prancis Jean Castex, dengan jejak di wajahnya, selama protes komentar Presiden Prancis Emmanuel Macron atas karikatur Nabi Muhammad, di Peshawar, Pakistan, Senin (26/10/2020).
Demonstran membawa spanduk dan poster Perdana Menteri Prancis Jean Castex, dengan jejak di wajahnya, selama protes komentar Presiden Prancis Emmanuel Macron atas karikatur Nabi Muhammad, di Peshawar, Pakistan, Senin (26/10/2020). (AFP/Abdul MAJEED)

Baca juga: Paul Pogba Bantah Keluar dari Tim Prancis, Karena Komentar Macron Tentang Kartun Nabi Muhammad

Masalah ini sekali lagi terungkap dalam beberapa hari terakhir setelah pemenggalan mengerikan di dekat Paris dari seorang guru sejarah Prancis yang menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di kelas.

Pengungsi Chechnya berusia 18 tahun yang melakukan serangan itu kemudian ditembak mati oleh polisi.

Guru itu Samuel Paty, telah digembar-gemborkan sebagai simbol cita-cita sekuler Prancis yang kukuh dan penolakannya terhadap gangguan agama di ruang publik.

Macron dan anggota pemerintahannya telah berjanji untuk terus mendukung karikatur seperti itu yang dilindungi oleh kebebasan berekspresi.

Politisi Muslim, ulama, dan masyarakat biasa mengutuk, penggambaran semacam itu sebagai bentuk ujaran kebencian dan memandangnya sebagai penghinaan terhadap Islam.

Muslim telah menyerukan protes dan boikot barang-barang Prancis sebagai tanggapan atas sikap Prancis terhadap karikatur Nabi yang paling dihormati.

Rezaul Karim, Ketua Kelompok Islami Andolon di Bangladesh yang mengatur aksi demo meminta Prancis untuk menahan diri dari menampilkan karikatur nabi.

Demonstran mengibarkan bendera oposisi Suriah di samping gambar Presiden Prancis Emmanuel Macron dengan tubuh seekor anjing, di Kota Atareb, Provinsi Aleppo, Senin (26/10/2020).
Demonstran mengibarkan bendera oposisi Suriah di samping gambar Presiden Prancis Emmanuel Macron dengan tubuh seekor anjing, di Kota Atareb, Provinsi Aleppo, Senin (26/10/2020). (AFP/OMAR HAJ KADOUR)

Baca juga: Uni Eropa Dukung Presiden Prancis, Kutuk Presiden Turki, Terkait Penerbitan Kartun Nabi Muhammad

“Kami umat Islam tidak pernah membuat karikatur pemuka agama lain,” katanya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved