Sumpah Pemuda
Sejarah Sumpah Pemuda 28 Oktober, Berawal dari Perhimpunan Pelajar Indonesia Hingga Ikrar Pemuda
gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda II berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI).
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Zaenal
Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu “Indonesia Raya” karya Wage Rudolf Supratman untuk pertamakalinya dalam kongres ini.
Lagu itu dinyanyikan oleh Dolly Salim yang tidak lain adalah putri dari Haji Agus Salim.
Lagu disambut dengan takjub dan tepuk tangan yang sangat meriah oleh peserta kongres, yang hadir lebih kurang 700 orang.
Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres.
Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia, berbunyi :
PERTAMA
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH INDONESIA.
KEDOEA
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA.
KETIGA
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA.
Seperti yang ada di alinea pertama, disebutkan bahwa 'mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia'.
Maksud kalimat tersebut adalah para pemuda di Indonesia akan memperjuangkan kemerdekaan bangsa hingga titik darah penghabisan.
Kemudian di alinea kedua, berbunyi 'mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia'.
Maksud pada alinea kedua tersebut adalah sebagai pemuda Indonesia yang berasal dari suku, ras dan agama yang berbeda, tetapi tetap bersatu dalam satu bangsa, yaitu Indonesia.