Berita Internasional

Waduh! Ternyata Selama Pandemi Covid-19, Kasus Kekerasan Seksual di Jepang Meningkat Tajam

Pandemi Covid-19 membuat pusat-pusat dukungan di Jepang dihubungi lebih dari 23.000 kali oleh para korban kekerasan seksual antara April-September.

Editor: Ibrahim Aji
shutterstock
kekerasan seksual 

Pandemi Covid-19 membuat pusat-pusat dukungan di Jepang dihubungi lebih dari 23.000 kali oleh para korban kekerasan seksual antara April-September.

SERAMBINEWS.COM, TOKYO - Wabah virus corona (Covid-19), ternyata tak cuma merusak sektor ekonomi semata.

Pandemi virus asal Wuhan, Cina, tersebut, ternyata menyeret ke persoalan moral.

Seperti yang terjadi di Jepang.

Di mana selama pandemi Covid-19, angka kekerasan seksual di Negara Matahari Terbit itu melonjak.

Demikian pernyataan seorang menteri di Kabinet Jepang pada Jumat (6/11/2020), sebagaimana disampaikan media setempat.

Pandemi Covid-19 membuat pusat-pusat dukungan di Jepang dihubungi lebih dari 23.000 kali oleh para korban kekerasan seksual antara April dan September.

Baca juga: Miris! Meski Dikubur Hidup-hidup karena Sering Ngompol, Wanita Ini Khawatir Putranya Dihukum Berat

Jumlah tersebut naik 15,5 persen secara tahunan.

Dalam sebuah konferensi pers terkait hal itu, Seiko Hashimoto, menteri yang bertanggung jawab atas kesetaraan gender, mengatakan pusat-pusat dukungan didirikan di setiap 47 prefektur di Jepang.

Fasilitas tersebut berfungsi untuk membantu para korban kekerasan seksual yang melapor lewat telepon, surat elektronik (e-mail), atau datang langsung yang totalnya mencapai 23.050 kali, lapor Kyodo News.

"Lebih banyak orang perlu memahami berapa banyak wanita yang menjadi korban kekerasan seksual di tengah pandemi Covid-19, dan pemerintah harus memberi dukungan kepada mereka secara memadai," ujar sang menteri dalam konferensi pers tersebut.

Baca juga: Akhirnya Gisel Buka Suara Soal Video Syur Mirip Dirinya: Bingung Gimana Klarifikasinya

Sebagian besar kontak yang dilakukan oleh para korban ke pusat dukungan itu pada Agustus tercatat 4.456 kasus, naik 895 dibandingkan bulan yang sama tahun lalu sebagaimana dilansir dari Xinhua.

Perlu diketahui juga bahwa sejumlah pelaku penyerangan terhadap para korban bukanlah pasangan atau orang yang tinggal serumah dengan mereka, tapi orang yang mereka temui di situs media sosial, aplikasi kencan, dan situs web.

Data tersebut juga menyoroti bahwa seiring dengan penyebaran pandemi yang memaksa adanya perubahan gaya hidup, termasuk bekerja dan belajar dari rumah, para korban dapat terjebak dengan pelaku di rumah untuk waktu yang lama tanpa mampu melarikan diri dengan mudah.

Baca juga: Tim Kampanye Trump dan Komite Nasional Republik Mulai Panik

Waktu yang dihabiskan di dalam ruang yang sempit juga berkontribusi atas peningkatan jumlah kekerasan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga pada umumnya, papar pusat dukungan itu.

"Penting untuk segera memberikan dukungan medis, hukum, dan mental kepada korban penyerangan," imbuh Hashimoto.(*)

Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul "Korban Kekerasan Seksual di Jepang Melonjak Selama Pandemi Covid-19"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved