Internasional
Tugas Presiden 11 Pekan Lagi, Trump Dapat Lakukan Apa Saja, Bisa Paling Berbahaya Dalam Sejarah AS
Presiden AS Donald Trump masih memiliki tugas selama 11 pekan lagi atau sampai Januari 2021, sebelum presiden terpilih Joe Biden dilantik.
SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Presiden AS Donald Trump masih memiliki tugas selama 11 pekan lagi atau sampai Januari 2021, sebelum presiden terpilih Joe Biden dilantik.
Beberapa kekacauan diperkirakan akan terjadi setelah Donald Trump kalah dalam pemilihan presiden yang dimenangkan Joe Biden.
Seperti AS telah keluar dari perjanjian iklim Paris pada Rabu (4/11/2020), pandemi virus corona yang telah merenggut hampir 250.000 nyawa di Amerika Serikat dan akan semakin parah.
Trump telah mengisyaratkan akan berusaha memecat Dr Anthony Fauci , ahli penyakit menular terkemuka negara adikuasa itu.
Tetapi kekalahan Trump juga membuat jam terus berdetak selama 11 minggu yang menurut beberapa analis bisa menjadi periode paling berbahaya dalam sejarah AS.
Pelantikan Joe Biden pada 20 Januari 2021 di mana seorang presiden yang pendendam dapat mendatangkan malapetaka jika memilih melakukannya, lansir The Idependent, Minggu (8/11/2020).
"Jika Trump kehilangan kekuasaan, dia akan menghabiskan 90 hari terakhirnya menghancurkan Amerika Serikat seperti anak yang jahat dengan palu godam di toko Cina," kata Malcolm Nance, seorang analis intelijen veteran dan penulis politik.
“Kita akan cenderung melihat amukan politik terbesar dalam sejarah," jelasya.
Dia mungkin memutuskan ingin keluar dengan keras dan tidak akan menerima hasil pemilihan.
"Siapa yang tahu apa yang akan dilakukan oleh seorang otokrat terpojok? ” tanyanya.
Baca juga: Pendukung Joe Biden Mulai Berpesta, Pendukung Donald Trump Tetap Berdemo
Ketakutan Nance didasarkan pada catatan masa lalu Trump, seperti gagal mengambil langkah apapun untuk melawan penyebaran Covid-19, seperti yang mungkin akan dia lakukan.
Nance yakin, sang presiden akan mendorong kekuasaan eksekutif dan konstitusionalnya ke batas, bahkan lebih.
“Dia akan memaafkan dirinya sendiri dan sama sekali tidak ada pertanyaan tentang itu, ”kata Nance.
“Dia berharap Mahkamah Agung melindunginya," tamnbahnya.
Dia selalu memperbaiki banyak hal dalam hidupnya, dan sekarang dia mengendalikan sistem peradilan Amerika.