Berita Lhokseumawe

Terkait Penyebab Waduk Pusong Lhokseumawe Tercemar Mercuri, Ini Penjelasan DLK

"Namun sekarang ini tidak ada IPAL. Makanya air limbah yang masuk ke waduk, tanpa melalui proses pengolahan dulu," katanya.

Penulis: Saiful Bahri | Editor: Nurul Hayati
SERAMBINEWS.COM/ SAIFUL BAHRI
Waduk Pusong Lhokseumawe 

"Namun sekarang ini tidak ada IPAL. Makanya air limbah yang masuk ke waduk, tanpa melalui proses pengolahan dulu," katanya.

Laporan Saiful Bahri I Lhokseumawe

SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Lhokseumawe memastikan, air waduk Pusong sudah mengandung merkuri.

Kepastian ini, menyusul hasil pemeriksaan sampel air waduk di Laboratorium DLH Pidie beberapa waktu lalu.

Meskipun kandungan mercuri belum melebihi ambang batas baku mutu.

Dimana hasil pengujian, kandungan mercuri sebanyak 0,0005 miligram per liter.

Sedangkan ambang batas baku mutu, 0,002 miligram per liter.

Kepala DLH Lhokseumawe, Dedi Irfansyah, didampingi Kabid Apdal dan Wasdalnya, Linda Yani, Kamis (12/11/2020), menyebutkan, kalau waduk Pusong adalah tempat penampungan limbah domestik di Kota Lhokseumawe.

Baca juga: FOTO - Melihat Imunisasi Balita Pada Masa Pandemi Covid-19 di Puskesmas Kopelma Darussalam

Secara Amdal, seharusnya adanya Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL).

Sehingga limbah yang masuk ke waduk, sudah melalui proses pengolahan terlebih dahulu.

"Namun sekarang ini tidak ada IPAL. Makanya air limbah yang masuk ke waduk, tanpa melalui proses pengolahan dulu," katanya.

Jadi, dengan tidak adanya IPAL, tentunya sangat berpotensi air di waduk tercemar.

"Buktinya sekarang, air di waduk Pusong sudah mulai tercemar mercuri," katanya.

Ditanya limbah dari mana yang mengandung merkuri, menurut Dedi, tidak bisa dipastikan.

Karena semua limbah domestik yang ada di Kota Lhokseumawe, semuanya masuk ke waduk.

"Intinya, sejauh ini kita belum pastikan limbah dari mana yang bisa menghasilkan mercuri hingga mencemari air waduk," pungkasnya.

Sebelumnya, Dedi juga menjelaskan, kalau pengambilan sampel air waduk untuk diuji didasari arahan dari pimpinan, yakni Walikota Lhokseumawe.

Sedangkan pengambilan sampel air dilakukan di tiga titik waduk, pada 30 September 2020.

Selanjutnya, sampel air dikirim ke Laboratorium DLH Sigli.

Baca juga: Air PDAM Tirta Mon Krueng Baro Sigli Keruh, Terkadang juga Macet, Begini Penjelasan Direktur

"Pada 15 Oktober 2020, hasil keluar. Hasilnya, dipastikan kalau air waduk sudah tercemar mercuri, walau belum melebihi ambang batas baku mutu. Namun bila terus dibiarkan, bisa jadi suatu saat akan melebihi ambang batas baku mutu," katanya.

Zat logam berat tersebut, dipastikan Dedi, akan sangat berbahaya bagi lingkungan.

Karena sifatnya terakumulasi dalam tubuh.

"Di waduk ada ikan. Tentunya mercuri akan terakumulasi pada ikan. Saat ikan tersebut dikosumsi manusia, maka zat tersebut juga akan terakumulasi pada manusia. Namun efeknya baru dirasakan di tubuh manusia dalam waktu lama," katanya.

Lanjut Dedi, belum lagi kalau air waduk selama ini terbuang ke laut.

Sehingga berpotensi mercuri tersebut mencemari laut.

"Jadi harus segara diantispasi," pungkas Dedi Irfansyah. (*)

Baca juga: Lazisnu Aceh Beri Donasi untuk Balita Bocor Jantung

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved