Datok Penghulu Minta Sekolah Diaktifkan

Sejumlah datok penghulu (keuchik) di Kecamatan Karangbaru meminta Bupati Aceh Tamiang, Mursil mengaktifkan kembali aktivitas

Editor: bakri
SERAMBINEWS.COM/RAHMAD WIGUNA
Bupati Aceh Tamiang, Mursil 

KUALASIMPANG – Sejumlah datok penghulu (keuchik) di Kecamatan Karangbaru meminta Bupati Aceh Tamiang, Mursil mengaktifkan kembali aktivitas belajar di sekolah. Proses belajar daring yang diterapkan sejak pandemi Covid-19 mewabah dinilai tidak efektif.

Permintaan ini diajukan 16 datok penghulu dengan menemui langsung Mursil di rumah dinasnya, Rabu (11/11/2020) malam. Mereka khawatir para pelajar kecanduan gadget lebih parah bila proses belajar daring diberlakukan lebih lama lagi.

“Kita kira belajar juga, rupanya main game di hape. Saya khawatir bila ini terus terjadi, anak-anak kita akan semakin ketinggalan di bidang akedemis,” kata Datok Penghulu Kampung Kebun Medangara, Zulkifli kepada Serambi, Kamis (12/11/2020).

Zulkifli mengatakan, desakan ini juga cukup kuat dari para orang tua siswa. Umumnya orang tua juga mulai cemas karena belajar daring justru membuat anak-anak semakin dekat dengan gadget. “Ada orang tua yang sebelumnya melarang anaknya menggunakan gadget, justru di masa Covid ini mau tidak mau menggunakan gadget. Ini sudah banyak yang protes,” lanjut datok penghulu lainnya.

Para datok memahami kalau Tamiang belum dibolehkan melangsungkan proses belajar mengajar tatap muka karena masih dinyatakan zona oranye. Namun, mereka menilai status ini bisa disiasati dengan pola pembagian jam belajar. “Maksudnya dibagi, setiap hari hanya 10 persen. Jadi kalau muridnya ada 30 orang, dibatasi cuma 10 murid yang di kelas,” usul Datok Penghulu Kampung Banai, Hasan.

Dalam pertemuan yang berlangsung hingga pukul 24.00 WIB itu, para datok penghulu juga menyampaikan beberapa persoalan yang terjadi di daerah masing-masing. Rata-rata mereka mengeluhkan proses pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT).

Bahkan mereka berharap bantuan di masa pandemi Covid-19 ini dihentikan karena banyak menimbulkan masalah. “Setiap ada pencairan selalu ada yang protes. Kesannya yang kami buat salah terus, sebaiknya BLT ini dihapuskan saja,” kata mereka.

Pemkab Aceh Tamiang tidak mau mengambil resiko dengan memaksakan diri mengaktifkan sekolah di masa pandemi Covid-19. Aktivitas belajar tatap muka hanya bisa dilakukan pada daerah yang berstatus zona hijau atau kuning.

“Hari ini oleh pemerintah kita (Aceh Tamiang) dinyatakan zona oranye. Tentunya belum memenuhi syarat untuk menyelenggarakan sekolah tatap muka,” Bupati Aceh Tamiang Mursil, Kamis (12/11/2020).

Penetapan status ini, dijelaskannya, berkaitan erat dengan pertumbuhuan kasus Covid-19 dan angka kesembuhan di masing-masing daerah. Makanya, dia berharap seluruh masyarakat ikut berpartisipasi menurunkan status zona oranye ke kuning.

“Kalau memang sepakat sekolah mau diaktifkan, mari sama-sama kita tekan kasus Covid-19 ini. Caranya kita tegakan disiplin protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penyebaran virus ini,” kata dia.(mad)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved