Internasional

Korea Utara Melatih Lumba-lumba untuk Menjadi Pasukan Militer

Naval Institute AS melaporkan citra satelit baru yang diperoleh melalui ShadowBreak Intl memperlihatkan dolphin atau lumba-lumba pena oleh Korea Utara

Editor: M Nur Pakar
Naval Institute AS
Ikan lumba-lumba di Korea Utara dilatih jadi pasukan militer. 

SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Naval Institute AS melaporkan citra satelit baru yang diperoleh melalui ShadowBreak Intl memperlihatkan dolphin atau lumba-lumba pena oleh Korea Utara.

Bukti menunjukkan program semacam itu sudah ada sejak Oktober 2015.

Dengan salah satu situs dekat pangkalan angkatan laut di Nampo, kota pelabuhan pantai barat negara itu, lansir The Complex, Sabtu (14/11/2020).

Kim Jong Un terus mengembangkan kemampuan militer negaranya sejak pertama kali dinobatkan sebagai Pemimpin Tertinggi Korea Utara pada tahun 2011.

Baca juga: Kemana Kim Jong Un? Sudah 23 Hari Pemimpin Korea Utara Itu tak Tampil di Depan Umum

Angkatan Laut Amerika Serikat meluncurkan Program Mamalia Laut pada tahun 1960.

Hingga saat ini diyakini, satu-satunya negara yang mereplikasi program semacam itu.

Angkatan Laut Rusia mengikutinya dengan pangkalan di Arktik dan Laut Hitam.

Tetapi sekarang diyakini akan ada tiga negara yang melatih dan membiakkan lumba-lumba militer.

Program militer mamalia laut sering melatih lumba-lumba untuk membantu menemukan objek, seperti ranjau.

Program Angkatan Laut Amerika Serikat karena masalah kesejahteraan hewan dan sebagian besar telah dijaga ketat dan dirahasiakan.

Ada kemungkinan, kandang mamalia laut yang dicurigai adalah semacam peternakan ikan.

Baca juga: Rakyat Korea Utara Kembali Dibuat Ketar-ketir, Mereka akan Dihukum Jika Ketahuan Menyisakan Makanan

Tetapi pencitraannya tidak sama dengan peternakan ikan lain yang terlihat di seluruh negeri.

Ukuran kandang juga menunjukkan akan digunakan lumba-lumba hidung botol, dengan yang digunakan oleh angkatan laut Rusia dan Amerika sebagai referensi.

Kim Jong-un secara khusus meluncurkan dolphinarium di ibu kota Pyongyang pada tahun 2012.

Sehingga dapat mengisyaratkan negara tersebut menggunakan lumba-lumba yang sama untuk keperluan militer, sekaligus hiburan.(*)

Baca juga: Menyedihkan Nasib Pasien Covid-19 di Korea Utara, Bukan Dibawa ke Rumah Sakit

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved