Breaking News

Azan Berkumandang Lagi di Karabakh

Masjid-masjid di Shusha, kota simbolis wilayah Nagorno-Karabakh mulai mengumandangkan azan pada pelaksanaan shalat Jumat, 13 November 2020

Editor: bakri
AFP/Tofik BABAYEV
Ribuan warga mengibarkan bendera nasional saat merayakan kemenangan dalam memperebutkan wilayah Nagorno-Karabakh di Baku, Azerbaijan, Selasa (10/11/2020). 

* Pendudukan Armenia Hampir 3 Dekade Berakhir

SUSHA - Masjid-masjid di Shusha, kota simbolis wilayah Nagorno-Karabakh mulai mengumandangkan azan pada pelaksanaan shalat Jumat, 13 November 2020. Dilansir dari laman Anadolu Agency, Sabtu (14/11/2020), kumandang azan ini merupakan yang pertama kali setelah wilayah tersebut hampir tiga dekade dijajah oleh Armenia.

Azan pertama kali terdengar dari Masjid Yukhari Govhar Agha yang bersejarah, di mana tentara Azerbaijan berkumpul di masjid itu untuk melaksanakan shalat Jumat. Dalam rekaman yang beredar di media sosial, azan di masjid tersebut dikumandangkan oleh seorang tentara Azerbaijan.

Kota Susha merupakan divisi administratif di Azerbaijan atau wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional. Kota ini terletak di bagian selatan Kaukasus, tepatnya 270 Km sebelah barat Baku, ibu kota Azerbaijan. Namun, Azerbaijan tidak menguasai kota penting dan strategis di kawasan Karabakh, ini karena sudah diduduki oleh pasukan Armenia sejak 8 Mei 1992 atau selama perang Nagorno-Karabakh.

Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, pada Minggu (8/11/2020) waktu setempat,mengumumkan bahwa Shusha sudah dibebaskan dari pendudukan Armenia setelah bentrokan meletus pada 27 September 2020 lalu. "Setelah 28 tahun, azan akan terdengar di Shusha," kata Aliyev yang mengenakan seragam militer dalam pidato kebangsaan tersebut.

Hubungan antara wilayah bekas Uni Soviet ini mengalami ketegangan sejak tahun 1991, saat militer Armenia menduduki Upper Karabakh, sebuah wilayah yang diakui sebagai bagian dari Azerbaijan.

Bentrokan baru terjadi pada 27 September 2020, saat tentara Armenia melanjutkan serangannya terhadap warga sipil dan pasukan Azerbaijan. Tak hanya itu, pasukan Armenia juga melanggar perjanjian gencatan senjata kemanusiaan yang disepakati selama 44 hari.

Hingga saat ini, Baku membebaskan beberapa kota dan hampir 300 pemukiman dan desanya dari pendudukan Armenia. Pada 10 November 2020, kedua negara menandatangani perjanjian yang ditengahi Rusia untuk mengakhiri pertempuran dan bekerja menuju resolusi yang komprehensif.

Turki menyambut baik gencatan senjata yang dihasilkan dari keberhasilan militer Baku melawan Yerevan.

Kecam pakar PBB

Anadolu Agency, kemarin, juga melansir bahwa Turki pada Jumat (13/11/2020), mengecam laporan pakar Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menuduh negara itu merekrut pria dari sekutu lokalnya di Suriah untuk mendukung Azerbaijan di Karabakh.

Bentrokan bersenjata selama berminggu-minggu antara Azerbaijan dan Armenia baru-baru ini berakhir dengan kesepakatan damai. Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Jubir Kemenlu) Turki, Hami Aksoy, menyatakan, klaim laporan tersebut tidak berdasar dan tak ada fakta di lapangan.

Menurut Aksoy, satu-satunya alasan untuk mengedarkan "berita palsu" itu adalah cara untuk mengabaikan pendudukan Armenia yang melanggar hukum dan membangun citra Armenia sebagai korban.

"Sudah terbukti bahwa Armenia mengambil video dari anggota Tentara Nasional Suriah dan menerbitkannya di internet sebagai bukti palsu. Video palsu ini dan perkataan orang-orang ini, yang berbicara dengan imbalan uang tidak memiliki kredibilitas atau validitas," ungkap Hami Aksoy.

Ia juga mempertanyakan kredibilitas mekanisme prosedur khusus PBB yang merilis pernyataan pers berdasarkan gambar dan berita palsu, tanpa menunggu tanggapan dari Turki. Yang diharapkan dari mekanisme ini, tambah Aksoy, adalah melakukan tugas secara transparan dan memperhatikan pandangan semua pihak terkait, bukan membuat pernyataan yang bias dan menyesatkan.

"Diketahui bahwa Armenia mengerahkan anggota kelompok teroris PKK/YPG dari Suriah di Karabakh. Bahkan, banyak anggota PKK dilumpuhkan oleh tentara Azerbaijan dalam konflik tersebut," pungkas Jubir Kemenlu Turki, Hami Aksoy. (Anadolu Agency)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved