Rezim Kim Jong Un Terbukti Latih Lumba-lumba Sebagai Mesin Perang, Terungkap dari Citra Satelit
Korea Utara dilaporkan melatih lumba-lumba untuk tujuan militer seperti ditunjukkan oleh gambar satelit terbaru.
Namun dari hasil survei peternakan ikan tunjukkan kandang ini berbeda, tidak sama dengan tempat peternakan ikan lainnya di Korea Utara.
Pelatihan mamalia laut
Mamalia laut dilatih untuk menentukan lokasi atau mengambil obyek di dasar laut.
Obyek-obyek itu bisa seperti ranjau atau senjata seperti torpedo.
Keahlian yang sama dapat juga digunakan untuk menyelidiki objek yang tidak terlihat atau tersembunyi di dasar laut seperti kabel atau susunan sonar.
Jika obyek-obyek itu ramah, maka berguna untuk perawatan.
Mamalia marinir juga dapat digunakan untuk pertahanan pangkalan laut melawan tindakan sabotase.
Hewan-hewan itu dapat dilatih untuk mendeteksi penyelam musuh dan menandai mereka untuk investigasi dan netralisasi nantinya.
Lumba-lumba memiliki keunggulan kecepatan berenangnya yang sangat cepat, kecepatannya tidak dapat disaingi oleh manusia.
Selain kecepatan, kelincahan dan kemampuan alami lumba-lumba melihat di dalam gelap atau air tanpa cahaya merupakan keunggulan lain yang tidak dimiliki manusia.
Namun karena hewan itu tidak bisa mengidentifikasi seorang penyelam merupakan rekan atau musuh mereka, hewan-hewan itu hanya akan digunakan untuk menarget para penyelam dengan memasang pelampung.
Hal ini juga lebih praktis untuk tujuan pelatihan.
Penyelam musuh kemudian dapat ditangani dengan granat atau jaring dengan kait hiu.
Korea Utara juga melatih lumba-lumba untuk membuat dolphinarium atau wahana wisata lumba-lumba di ibu kotanya , Pyongyang.
Mengingat sifat aparat militer dan sipilnya yang saling terkait, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa program angkatan laut mendapat manfaat dari pengalaman dan infrastruktur ini.
Artikel ini telah tayang di Intisari-online.com dengan judul Terungkap Lewat Citra Satelit, Rezim Kim Jong-Un Terbukti Latih Lumba-lumba Sebagai Mesin Perang, Hanya Bisa Ditandingi Rusia