Selain Copot Kapolda Metro Jaya dan Kapolda Jawa Barat, Kapolri juga Ganti Enam Kapolda Lain

Selain mencopot Kapolda Metro Jaya dan Kapolda Jawa Barat, Kapolri juga mengganti enam kapolda lainnya.

Editor: Faisal Zamzami
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Kapolri Jenderal Pol Idham Azis 

SERAMBINEWS.COM - Selain mencopot Kapolda Metro Jaya dan Kapolda Jawa Barat, Kapolri juga mengganti enam kapolda lainnya. 

Enam Kapolda yang diganti itu yakni Kapolda Bali, Maluku Utara, Maluku, Kalimantan Selatan Jambi dan Jawa Timur. 

Namun, dari enam kapolda itu, tiga di antaranya dimutasi menjadi kapolda di wilayah lain. 

Keputusan Kapolri itu tertuang dalam Surat Telegram Kapolri Nomor ST/3222/XI/KEP./2020 tertanggal 16 November 2020.

Dalam salinan telegram yang diperoleh Tribunnews.com, Kapolda Bali, Irjen Pol Petrus R Golose dimutasi menjadi Pati Bareskrim Polri.

Posisi Kapolda Bali akan dijabat oleh Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra yang saat ini menjabat sebagai Widyaiswara Utama Sespim Lemdiklat Polri.

Lalu, Kapolda Maluku, Irjen Baharudin Djafar dimutasi menjadi Analis Kebijakan Utama Baharkam Polri.

Posisi Irjen Baharudin Djafar kemudian diganti oleh Irjen Pol Refdi Andri yang saat ini menjabat Koorsahli Kapolri.

Kemudian Kapolda Kalsel, Irjen Nico Afinta dimutasi menjadi Kapolda Jatim menggantikan Irjen Mohammad Fadil Imran. 

Irjen Mohammad Fadil Imran dimutasi menjadi Kapolda Metro Jaya menggantikan Irjen Nana Sudjana. 

Kemudian Kapolda Maluku Utara, Irjen Rikwanto juga dimutasi menjadi Kapolda Kalsel menggantikan Irjen Nico Afinta. 

Posisi Rikwanto kemudian digantikan oleh Irjen Pol Risyadpudin Nursin yang saat ini menjabat sebagai Kakorbinmas Baharkam Polri.

Mutasi juga menyasar Kapolda Jambi, Irjen Firman Shantyabudi yang dimutasi menjadi Aslog Kapolri.

Jabatan Kapolda Jambi kemudian ditempati Irjen Albertus Rachmad Wibowo yang saat ini menjabat sebagai Sespim Lemdiklat Polri.

Baca juga: Kalahkan Petenis Nasional, Berikut Komentar Aminullah Usman

Baca juga: Ini Sebab Kasus Rudapaksa terhadap Siswi di Aceh Utara Terjadi Berulangkali

Kapolda Metro Jaya dan Jawa Barat Dicopot

Diberitakan sebelumnya, Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Argo Yuowono mengumumkan pencopotan Irjen Nana Sudjana dari jabatan Kapolda Metro Jaya dan Irjen Rudy Sufahriadi dari jabatan Kapolda Jawa Barat. 

"Sesuai dengan TR Kapolri No st3222/XI/Kep/2020 tanggal 16 November 2020 tentang Pemberhentian dari dan pengakatan dari jabatan di lingkungan Polri yaitu Irjen Nana Sudjana Kapolda Metro Jaya diangkat jabatan baru menjadi Korps Ahli Kapolri."

"Kemudian Irjen Pol Mohammad Fadil Imran, Kapolda Jawa Timur diangkat sebagai Kapolda Metro Jaya," ucap Argo dalam program Breaking News KompasTV, Senin (16/11/2020).

Argo melanjutkan, Kapolda Jawa Barat, Irjen Rudy Sufahriadi digantikan oleh Irjen Pol Ahmad Dofiri.

Ahmad Dofiri sendiri sebelumnya menjabat sebagai Aslog Kapolri.

Pencopotan Kapolda Metro Jaya dan Jawa Barat ini diduga karena keduanya tak bisa mencegah kerumuman massa terkait acara Habib Rizieq. 

IPW Duga Pencopotan Kapolda Metro Bagian dari Persaingan Bursa Calon Kapolri 

Ketua Presidium Ind Police Watch (IPW) Neta S Pane menduga pencopotan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana bisa saja merupakan bagian dari persaingan bursa calon Kapolri. 

Diketahui, Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis akan memasuki masa pensiun pada Januari 2021 mendatang.

Nana Sudjana adalah salah satu nama yang digadang-gadang IPW bakal menjadi TB1. 

"Yang lebih mengkhawatirkan adalah Kapolda Metro ini kan sempat digadang-gadang sebagai calon kuat Kapolri.

Apakah ini bagian dari persaingan untuk menjatuhkan?" ujar Neta, ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (16/11/2020).

Adapun dalam hal ini, Neta menegaskan IPW melihat dari dua sisi.

Di satu sisi, pencopotan Nana Sudjana adalah sanksi konsekuensi dari adanya peraturan Kapolri tentang pelarangan pengumpulan massa. 

"Di sisi lainnya, IPW melihat ini jangan-jangan bagian dari persaingan bursa calon Kapolri, karena beliau ini 'Geng Solo' yang disebut-sebut calon kuat juga," kata dia. 

Neta kemudian menyinggung bahwa pihaknya pernah menyebutkan ada delapan jenderal, baik jenderal bintang dua maupun tiga, yang berpeluang menjadi Kapolri. 

Menurutnya pencopotan Nana Sudjana dan juga Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudi Sufahriadi dapat membuat calon Kapolri berkurang maupun bertambah. 

Sebab, Neta masih melihat kemungkinan pengganti Nana Sudjana yakni Irjen Pol Fadil Imran maupun pengganti Rudi Sufahriadi yakni Irjen Pol Ahmad Dofiri berpeluang naik menjadi jenderal bintang tiga atau setara Komisaris Jenderal pada akhir tahun. 

Hal itu dikarenakan ada dua jenderal bintang tiga yang akan pensiun pada Desember 2020 nanti.

Bukan tak mungkin, kata Neta, baik Fadil Imran ataupun Dofiri bisa naik jabatan kembali. 

"Dengan adanya pencopotan ini, (calon Kapolri) bisa berkurang atau bisa juga bertambah.

Karena Dofiri naik menjadi Kapolda Jabar, kemudian Fadil Imran naik menjadi Kapolda Metro," kata dia. 

"Jadi peluang keduanya tetap ada, karena nanti ada dua jenderal bintang tiga pensiun pada Desember.

Kalau nanti kemudian mereka masuk atau naik kesana, ya mereka punya peluang," katanya.

Baca juga: Bupati Nagan Raya Serahkan Rancangan KUA-PPAS 2021 ke DPRK, Penanganan Covid-19 Masih Prioritas

Baca juga: Mantan Presiden Barack Obama Sebut Negara Terpecah dan Kebenaran Tidak Penting Lagi

Baca juga: Mantan Presiden Barack Obama Sebut Negara Terpecah dan Kebenaran Tidak Penting Lagi

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul IPW Duga Pencopotan Kapolda Metro Bagian dari Persaingan Bursa Calon Kapolri 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tak Hanya Copot Kapolda Metro Jaya & Kapolda Jabar, Kapolri juga Ganti 6 Kapolda Lain, Ini Daftarnya,

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved