Kisah Pria Dipaksa Pegang Besi Panas, Berawal Tuduhan Wanita Telah Berhubungan Badan
Pria dipaksa untuk pegang besi panas untuk membuktikan jika ia tak berhubungan badan dengan seorang perempuan
Setelah kejadian tersebut, ia langsung ke puskesmas untuk mengobati tangannya yang terluka.
Lalu ia mmebuat laporan atas kasus penganiayaan ke Polres Sikka.
Namun oleh pihak kepolisian, diminta membuat laporan kasus ke Polsek Kewapante.
Wa bercerita ia tak bisa bekerja untuk menafkahi keluarganya.
Sebagai sopir, ia tak mungkin bisa mengemudi dengan kondisi telapk tangan terluka.
“Sekarang saya tidak bisa kerja untuk bawah mobil karena tangan saya terluka. Jadi, sekarang saya di rumah saja, sampai tunggu telapak tangan saya sembuh, baru kerja,” kata MA.
Sementara itu saat dikonfirmsi terpisah pada Selasa (17/11/2020), Kepala Desa Baomekot Laurensius Sai membenarkan kejadian tersebut.
Baca juga: Bangun Rumah Dari Nol di atas Tanah Mertua, Setelah Jadi Malah Angkat Kaki, Wanita Ini Merasa Nyesal
Ia menjelaskan tindakan yang dilakukan lembaga adat dan lembaga desa sudah sesuai dengan prosedur.
Ia juga membantah jika yang terjadi pada MA adalah kasus penganiayaan karena MA telah menandatangani surat pernyataan.
“Dihukum dengan besi panas itu yang bersangkutan yang mau. Dalam surat pernyataan yang bersangkutan yang menanggung risiko. Yang bersangkutan mau agar tangan ditaruh besi. Jadi tidak ada unsur paksa pihak manapun,” kata Laurensius.
Baca juga: Enak Jadi Pejabat, Bisa Parkir Mobil Dinas di Jalan Hingga Buat Kanopi
Ketua Adat Angkat Bicara
Ketua Lembaga Adat Desa Baomekot Viktor Solot angkat bicara terkait hukum adat yang diberikan kepada seorang pria berinisial MA pada Sabtu (7/11/2020).
Viktor mengatakan, hukum adat memegang besi panas itu tak sesuai prosedur yang ditetapkan Desa Baomekot, Kecamatan Hewokloang, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Seharusnya, ada tahapan adat yang dilewati saat membuat sumpah adat pegang besi panas yang dikenal dengan istilah nerang rebu gahu.
Baca juga: Viral Pria Tukar Mobil Avanza Dengan Bunga Jenis Ini
Tahapan itu dimulai dengan penyampaian pesan dari tetua menggunakan bahasa adat.