Menteri Luar AS Kunjungi Museum Israel Untuk Menghormati Zionis Kristen

SERAMBINEWS.COM, JERUSALEM - Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengakhiri perjalanan ke Israel pada Jumat (20/11/2020).

Dia melakukan kunjungan ke sebuah museum di Jerusalem untuk menghormati Zionis Kristen yang didirikan oleh penasihat evangelis terkemuka untuk pemerintahan Trump.

Dilansir AP, kunjungan ke museum itu dilakukan sehari setelah Pompeo menjadi menteri luar negeri pertama yang mengunjungi pemukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki .

Dia juga mengumumkan kebijakan baru yang memungkinkan produk pemukiman yang diekspor ke AS diberi label dibuat di Israel.

Dia juga menyebut inisiatif baru untuk memerangi gerakan boikot internasional yang dipimpin Palestina.

Baca juga: Menteri Luar Negeri AS Cap BDS Palestina Sebagai Anti Israel Global

Zionisme Kristen adalah kepercayaan oleh sebagian orang Kristen bahwa kembalinya orang Yahudi ke Tanah Suci dan pendirian negara Israel pada tahun 1948 adalah sesuai dengan nubuatan Alkitab.

Friends of Zion Museum didirikan oleh Mike Evans, seorang pendukung evangelis terkemuka Israel.

Orang Kristen evangelis termasuk di antara pendukung Presiden Donald Trump yang paling setia dan memuji dukungannya yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk Israel.

Mereka juga akan menjadi daerah pemilihan penting jika Pompeo mengejar jabatan terpilih setelah kepresidenan Trump.

Pompeo tidak menyampaikan pernyataan publik di museum dan meninggalkan Israel tengah hari.

Baca juga: Jordania, Bahrain dan UEA yang Sudah Buka Hubungan dengan Israel, Bahas Kemerdekaan Palestina

Pemerintahan Trump telah melanggar kebijakan AS selama puluhan tahun untuk mendukung klaim Israel atas wilayah yang direbut dalam perang dan untuk mengisolasi dan melemahkan Palestina.

Seperti memindahkan Kedutaan Besar AS ke Jerusalem yang diperebutkan, mengadopsi posisi bahwa permukiman tidak bertentangan dengan hukum internasional.

Mengakui aneksasi Israel atas Dataran Tinggi Golan yang juga dikunjungi Pompeo pada Kamis (19/11/2020).

Dia juga merilis rencana Timur Tengah yang sangat disukai Israel dan ditolak oleh Palestina.

Termasuk kampanye tekanan maksimum untuk melawan musuh bebuyutan Israel, Iran sambil menengahi perjanjian normalisasi dengan negara-negara Arab.