Berita Lhokseumawe
Dijanjikan Rp 6 Juta, Driver Ojol Terbang dari Tangerang ke Lhokseumawe Hendak Bawa Kabur Rohingya
“Saat itu petugas di pos curiga dan langsung memanggil BS. Saat ditanya keperluan berada di lokasi itu, BS dengan lugu mengaku hendak menjemput empat
Penulis: Zaki Mubarak | Editor: Nurul Hayati
“Saat itu petugas di pos curiga dan langsung memanggil BS, saat ditanya keperluan berada di lokasi itu, BS dengan lugu mengaku hendak menjemput empat Rohingya,” terang Oke.
Laporan Zaki Mubarak | Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - BS (45) pria asal Tangerang yang ditangkap saat hendak membawa kabur empat Rohingya dari Kamp penampungan di Lhokseumawe, ternyata driver ojek online (ojol).
BS ditangkap Jumat (20/10/2020).
Dia hendak membawa kabur empat warga Rohingya yang selama ini ditampung di kamp bekas Balai Latihan Kerja (BLK) Kandang di Gampong Meunasan Mee, Kecamatan Muara , Lhokseumawe.
Saat diinterogasi anggota Kodim 0103 Aceh Utara, BS mengaku lahir di Kedataran, Kecamatan Lawe Sigala-gala, Aceh Tenggara.
Kemudian, pada tahun 1994 merantau ke Pulau Jawa dan saat ini berdomisili di Tangerang Banten.
“Aslinya dia Aceh Tenggara, saat remaja merantau ke Tangerang. Bekerja sebagai driver Gojek dan pernah menjadi calo tiket di Bandara Soetta,” ungkap Dandim Aceh Utara, Letkol Arm Oke Kistiyanto, mengutip pengakuan BS kepada Serambinews.com, Sabtu (21/11/2020).
Dandim menjelaskan kronologi penangkapan BS, awalnya pada Jumat (20/11/2020).
Sekitar pukul 04.30 WIB pria itu terbang via Bandara Soekarno Hatta Jakarta menuju Bandara SIM, Banda Aceh dengan pesawat Lion Air dan tiba pukul 09.30 WIB.
Selanjutnya, BS menumpang angkutan umum minibus dari Simpang Lambaro, Aceh Besar menuju ke Kota Lhokseumawe.
Ia tiba di Lhokseumawe sekitar pukul 16.30 WIB dan turun di kawasan Simpang Selat Malaka, Cunda.
Baca juga: Pola Kebiasaan Pelajar Berubah, DPRK Minta Pemkab Aktifkan Sekolah di Aceh Tamiang
Kemudian BS naik becak motor, minta diantar ke tempat pengungsi Rohingya di BLK Kandang.
Sampai di lokasi, dia langsung masuk ke kamp.
“Saat itu petugas di pos curiga dan langsung memanggil BS, saat ditanya keperluan berada di lokasi itu, BS dengan lugu mengaku hendak menjemput empat Rohingya,” terang Oke.
Pria paruh baya itu juga mengaku, ia mendapat perintah dari warga Malaysia bernama Muhammad untuk menjemput para Rohingya tersebut.
Dia juga berikan nomor kontak seorang wanita Rohingya yang berada di dalam kamp.
Kemudian, petugas coba menghubungi nomor kontak itu atas nama Somin Ara.
Saat itu, petugas berpura-pura sebagai calo.
Tak lama kemudian, Somin Ara bersama tiga Rohingya lainnya ke luar dari kamp melalui pagar samping menuju ke jalan dekat Masjid Assyura.
Di sana sudah ada petugas yang menunggu untuk menyergapnya.
"Selanjutnya BS bersama empat pengungsi itu dibawa Makodim untuk diperiksa lebih lanjut,” tambah Dandim.
Pengakuan lain dari BS, tidak pernah bertemu langsung dengan Muhammad.
Ia hanya dikontak via telepon dan dijanjikan uang Rp 6 juta, bila berhasil bawa kabur empat Rohinga tersebut. (*)
Baca juga: Seorang Murid SD Alue Limeng Jeumpa Tenggelam di DAS Peusangan, Begini Kronologinya