Internasional

Warga Azerbaijan Korban Perang 1990-an Ingin Kembali Pulang, Jika Rumah Masih Ada

Warga Azerbaijan yang menjadi korban perang 1990-an ingin kembali pulang ke kampung halamannya.

Editor: M Nur Pakar
AFP/Karen MINASYAN
Pengungsi Armenia membawa barang-barang mereka setibanya di Ibu Kota Yerevan, Armenia seusai lari dari Stepanakert, Ibu Kota Nagorno-Karabakh pada Minggu (22/11/2020). 

SERAMBINEWS.COM, BAKU - Warga Azerbaijan yang menjadi korban perang 1990-an ingin kembali pulang ke kampung halamannya.

Pasukan Azerbaijan telah mendapatkan kembali kendali atas tanah yang hilang dari pasukan Armenia seperempat abad yang lalu.

Sehingga, warga sipil yang melarikan diri dari pertempuran puluhan tahun yang lalu bertanya-tanya apakah bisa pulang sekarang dan masih ada rumah untuk kembali, lansir AP, Minggu (25/11/2020).

Diperkirakan 600.000 orang Azerbaijan mengungsi dalam perang tahun 1990-an yang membuat wilayah Nagorno-Karabakh di bawah kendali separatis etnis Armenia dan wilayah besar yang berdekatan di tangan Armenia.

Selama enam minggu pertempuran baru pada musim gugur yang berakhir 10 November ini, Azerbaijan merebut kembali sebagian Nagorno-Karabakh dan sebagian besar daerah terpencil.

Seorang pria berjalan setelah membakar rumanya di Desa Nor-Karmiravan, luar Agdam, Azerbaijan, Jumat (20/11/2020).
Seorang pria berjalan setelah membakar rumanya di Desa Nor-Karmiravan, luar Agdam, Azerbaijan, Jumat (20/11/2020). (AFP/Karen MINASYAN)

Baca juga: Pasukan Azerbaijan Masuki Distrik Pertama Separatis Armenia, Perbatasan Nagorno-Karabakh

Lebih banyak wilayah dikembalikan sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata yang menghentikan pertempuran terbaru.

Tetapi seperti yang ditemukan pasukan Azerbaijan ketika daerah pertama, Aghdam, diserahkan pada Jumat (23/11/2020), banyak dari tanah yang dipulihkan tidak dapat dihuni.

Kota Aghdam, tempat 50.000 orang pernah tinggal, sekarang menjadi reruntuhan yang hancur.

Adil Sharifov (62) meninggalkan kampung halamannya pada tahun 1992 selama perang pertama dan tinggal di ibu kota Azerbaijan, Baku.

Dia tahu akan menemukan kehancuran serupa jika kembali ke kota Jabrayil, yang sangat ingin dia lakukan.

Jabrayil adalah salah satu daerah terpencil yang direbut kembali oleh pasukan Azerbaijan sebelum pertempuran baru-baru ini.

Baca juga: VIDEO - Pembebasan Shusha Akhiri Kerinduan Warga Azerbaijan, KOTA SUCI Karabakh

Segera setelah diambil, salah satu sepupu Sharifov pergi ke sana dan memberitahunya bahwa kota itu dihancurkan, termasuk rumah besar dengan kebun buah tempat keluarga Sharifov pernah tinggal.

"Meskipun demikian, hari ketika saya kembali akan ada kebahagiaan terbesar bagi saya,” katanya.

Selama bertahun-tahun, katanya, keluarganya telah mengikuti laporan tentang Jabrayil di internet.

Mereka tahu kehancurannya sangat parah, tetapi almarhum ibu Sharifov tetap memiliki harapan bahwa rumah mereka telah diselamatkan dan dipegang kuncinya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved