Internasional
Akademisi yang Dibebaskan Iran dari Penjara, Telah Pulang Kembali ke Australia
Seorang akademisi Australia-Inggris yang dibebaskan setelah dua tahun dipenjara Iran atas tuduhan mata-mata kembali pulang ke Australia pada Jumat
SERAMBINEWS.COM, CANBERRA - Seorang akademisi Australia-Inggris yang dibebaskan setelah dua tahun dipenjara Iran atas tuduhan mata-mata kembali pulang ke Australia pada Jumat (27/11/2020).
Pakar Timur Tengah Kylie Moore-Gilbert mendarat di bandara di ibu kota Canberra, kata penyiar publik ABC.
Dilansir AFP, kepulangannya jauh dari sorotan publik.
Pemerintah Australia mengatakan wanita berusia 33 tahun itu telah meminta privasi saat menerima cobaannya.
Dia dibebaskan pada Rabu (25/11/2020) setelah apa yang dia sebut dua tahun trauma di balik jeruji besi.
Dia menjadi bagian dalam pertukaran dengan tiga orang Iran terkait dengan plot bom Bangkok yang gagal.
Baca juga: Thailand Bebaskan Tiga Warga Iran Dari Penjara, Teheran Pulangkan Akademisi Australia
Sebuah jet pemerintah terbang ke Canberra dari sebuah pangkalan udara di pantai barat negara itu.
Dimana diyakini Moore-Gilbert dipindahkan dari penerbangan pertamanya keluar dari Timur Tengah.
Dia ditangkap oleh Korps Pengawal Revolusi Islam garis keras Iran pada 2018.
Setelah menghadiri konferensi akademik di kota suci Qom di Iran tengah.
Dia kemudian didakwa dengan spionase dan dijatuhi hukuman sepuluh tahun penjara, tuduhan yang dia bantah.
"Saya datang ke Iran sebagai seorang teman dan dengan niat bersahabat," katanya dalam sebuah pernyataan pada saat pembebasannya.
Baca juga: Calon Presiden Iran 2021, Peringatkan Serangan AS Dapat Memicu Perang Besar di Timur Tengah
Dia memuji orang-orang Iran yang berhati hangat, murah hati dan pemberani, meskipun apa yang dia sebut sebagai cobaan berat dan traumatis.
Pembebasannya dinilai bagian dari pertukaran tahanan untuk tiga pria: Masoud Sedaghatzadeh, Mohammad Khazaei dan Saeid Moradi yang terikat kursi roda, yang meledakkan kakinya sendiri dengan bahan peledak buatan sendiri.
Ketiganya dikaitkan dengan rencana gagal untuk membunuh diplomat Israel di Thailand pada 2012.
Pemerintah Thailand pada Kamis (26/11/2020) mengkonfirmasi telah mengembalikan ketiga warga Iran tersebut, dua sebagai tahanan dan yang tiga yang diberikan pengampunan oleh kerajaan.(*)
Baca juga: Pasukan Australia Bantai 39 Warga Afghanistan, Australia Minta Maaf