Internasional

Calon Presiden Iran 2021, Peringatkan Serangan AS Dapat Memicu Perang Besar di Timur Tengah

Calon presiden (capres) Iran 2021, Hossein Dehghan mengeluarkan peringatkan keras kepada AS yang masih dibawah pimpinan Donald Trump.

Editor: M Nur Pakar
AP
Capres Iran 2021, Hossein Dehghan 

SERAMBINEWS.COM, TEHERAN - Calon presiden (capres) Iran 2021, Hossein Dehghan mengeluarkan peringatkan keras kepada AS yang masih dibawah Presiden Donald Trump.

Dia yang juga penasihat pemimpin tertinggi Iran memperingatkan setiap serangan Amerika akan dapat memicu perang besar di Timur Tengah.

Trump merencanakan menyerang situs nuklir Iran seusai kalah dalam pemilu 2020 melawan Joe Biden.

Berbicara kepada The Associated Press (AP), Kamis (19/11/2020) dia memberikan nada garis keras di bawah Pengawal Revolusi paramiliter Iran.

Sebuah kekuatan lama yang dia layani sebelum menjadi Menteri Pertahanan di bawah Presiden Hassan Rouhani.

Dia seorang tentara yang belum menjabat sebagai pemimpin sipil tertinggi Iran sejak Revolusi Islam 1979.

Karena masih ada kecurigaan awal bahwa pasukan militer konvensional tetap setia kepada Syah yang digulingkan.

Tetapi kelompok garis keras dalam beberapa tahun terakhir ini secara terbuka telah menyarankan Iran bergerak menuju kediktatoran militer.

Mengingat masalah ekonomi dan ancamannya dari luar negeri, terutama setelah Presiden Donald Trump menarik Amerika keluar dari kesepakatan nuklir Teheran 2015 dengan kekuatan dunia.

“Kami tidak menyambut krisis," katanya.

"Kami juga tidak ingin menyambut perang," tambahnya.

"Tapi kami juga tidak mengejar negosiasi demi negosiasi," kata Dehghan.

Dehghan (63) menggambarkan dirinya sebagai seorang nasionalis dengan tidak ada kecenderungan politik konvensional selama wawancara di kantornya yang berpanel kayu di pusat kota Teheran.

Dia salah satu dari banyak yang kemungkinan akan mendaftar untuk mencalonkan diri dalam pemilihan 18 Juni 2020 karena Rouhani dibatasi masa jabatannya untuk mencalonkan diri lagi.

Yang lainnya kemungkinan termasuk seorang teknokrat muda yang memiliki hubungan dengan intelijen Iran dan mantan Presiden garis keras Mahmoud Ahmadinejad .

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved