Akan Balas Dendam atas Kematian Ilmuwannya, Ini Perbandingan Kekuatan Militer Israel dan Iran

Ilmuwan tersebut bernama Mohsen Fakhrizadeh, yang disebut merupakan ilmuwan nuklir top Iran.

Editor: Amirullah
KHAMENEI.IR / AFP
Foto yang disediakan oleh situs web resmi Pemimpin Tertinggi Iran pada 27 November 2020, menunjukkan ilmuwan Iran Mohsen Fakhrizadeh pada 23 Januari 2019. Iran mengatakan Mohsen Fakhrizadeh, salah satu ilmuwan nuklir paling terkemuka, tewas dalam serangan terhadap mobilnya di luar Teheran yang dituduh musuh bebuyutan Israel berada di belakang dan bersumpah akan membalasnya. 

SERAMBINEWS.COM - Seperti apa perbandingan kekuatan militer Israel dan
Iran? Hubungan dua negara ini memang sudah panas dan kini semakin
dipanaskan dengan peristiwa pembunuhan seorang ilmuwan Iran.

Ilmuwan tersebut bernama Mohsen Fakhrizadeh, yang disebut merupakan
ilmuwan nuklir top Iran.

Meskipun belum jelas siapa yang bertanggungjawab atas kematiannya, namun Iran telah menuding Israel.

Melansir bbc.com (29/11/2020), Presiden Iran Hassan Rouhani menyalahkan Israel atas pembunuhan Fakhrizadeh pada hari Jumat, dan mengatakan itu tidak akan memperlambat program nuklirnya.

Rouhani juga mengatakan Iran akan membalas pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh pada waktu yang dipilihnya.

Ia mengatakan pada hari Sabtu bahwa negaranya akan menanggapi "pada waktunya" tetapi pembunuhan Fakhrizadeh tidak akan mendorong Iran untuk membuat keputusan yang terburu-buru.

"Musuh Iran harus tahu bahwa rakyat Iran dan para pejabat lebih berani
daripada membiarkan tindakan kriminal ini tidak dijawab," katanya dalam
rapat kabinet yang disiarkan televisi.

"Pada waktunya, mereka akan bertanggung jawab atas kejahatan ini," tambahnya.

Dalam pernyataan sebelumnya, presiden Iran menuduh 'tentara bayaran dari rezim Zionis yang menindas', yang merujuk pada Israel, berada di balik serangan itu.

"Pembunuhan martir Fakhrizadeh menunjukkan keputusasaan musuh kita dan kedalaman kebencian mereka. Kemartirannya tidak akan memperlambat pencapaian kita."

Selain itu, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei juga menyerukan untuk "menghukum" para pelaku serangan "dan mereka yang memerintahkannya", dalam sebuah tweet pada hari Sabtu.

Penasihat militernya, Hossein Dehghan, sebelumnya berjanji untuk "menyerang" para penyerang seperti petir.

Sejak AS pada 2018 keluar dari Kesepakatan Nuklir Iran 2015, Iran secara
bertahap peningkatkan pengayaan nuklirnya.

Iran tidak lagi menganggap dirinya terikat dengan perjanjian soal pembatasan pada program nuklir.

Ketegangan antara Iran dengan Israel maupun AS pun meningkat dipicu oleh hal itu.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved