Dokter Pribadi Maradona Menangis Ditangkap Polisi, Diduga Bunuh Diego Maradona Secara Tidak Sengaja
Luque bahkan menangis setelah petugas kepolisian selesai menggerebek rumah dan kantornya di Buenos Aires.
Pada 2015, Maradona dilaporkan menjalani operasi bypass lambung karena ia menderita berat badan berlebih.
Kemudian, pada 2019, Maradona dua kali harus masuk rumah sakit.
Pertama, ia dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami pendarahan lambung, 4 Januari 2019.
Setelah itu, ia masuk rumah sakit lagi pada bulan Juli karena merasakan sakit di lutut kanannya sehingga tidak bisa bergerak normal.
Memasuki 2020, kondisi Diego Maradona semakin memburuk.
Tiga hari setelah merayakan ulang tahun yang ke-60, pemilik nama lengkap Diego Armando Maradona itu dilarikan ke rumah sakit.
Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter yang merawat Maradona mengungkapkan bahwa ia mengalami pembekuan darah di otak atau biasa disebut subdural hematoma.
Tim dokter yang dipimpin oleh Dr Leopoldo Luque kemudian melakukan operasi terhadap Maradona pada Selasa (3/11/2020) dan berjalan lancar.
Setelah sembuh dari operasi subdural hematoma, Maradona dikabarkan tinggal di sebuah rumah di Tigre, Buenos Aires.
Namun, kabar duka datang pada Rabu (25/11/2020) malam WIB.
Diego Maradona meninggal dunia diduga karena serangan jantung.
Baca juga: Jerinx Dijeblosoan ke Lapas Kerobokan, Kedua Tangan Diborgol, Bacakan Cerpen yang Ditulis di Rutan
Baca juga: Lima Bocah Dilaporkan Hilang Pasca Meletusnya Gunung Ile Lewotolok, Diduga Lari ke Hutan
Baca juga: Menteri Keuangan Sri Mulyani Ditanya Anak SD: Kalau Kekurangan Uang, Apa yang Dilakukan Negara?
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Digerebek, Dokter Pribadi Maradona Marah dan Menangis",