Internasional

Houthi Gempur Hodeida, Empat Anak-anak Yaman Tewas

Kelompok milisi Houthi dukungan Iran menggempur wilayah Kota Pelabuhan Hodeida, Yaman, Minggu (29/11/2020).

Editor: M Nur Pakar
AP
Anggota milisi Houthi memegang senjatanya dalam memobilisasi lebih banyak anggotanya di Ibu Kota Sanaa, Yaman, pada 20 Februari 2020. 

SERAMBINEWS.COM, SANAA - Kelompok milisi Houthi dukungan Iran menggempur wilayah Kota Pelabuhan Hodeida, Yaman, Minggu (29/11/2020).

Serangan artileri itu yang dikuasai Pemerintah Yaman yang diakui internasional menewaskan 11 orang, termasuk empat anak-anak.

Dilansir Reuters, Pemerintah Yaman menyalahkan pemberontak Houthi yang didukung Iran atas serangan itu.

Seorang juru bicara Houthi tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Badan PBB,  Save the Children mengatakan serangan itu terjadi pada Minggu (29/11/2020) ketika peluru menghantam rumah di kota Durayhimi, tepat selatan Hodeida.

Baca juga: Selamat datang di Bekas Surga Al-Qaeda Yaman Bangun Pantai Pariwisata, Walau Masih Berperang

Kawasan ini menangani sekitar 70% impor komersial dan kemanusiaan Yaman yang juga melukai 10 orang lainnya.

“Mengerikan menyaksikan semakin banyak anak kehilangan nyawa di rumah mereka sendiri, di mana mereka seharusnya merasa aman, bermain, dan belajar,” kata Xavier Joubert, Direktur Save the Children di Yaman, Senin (30/11/2020).

Perang di Yaman meletus pada 2014, ketika Houthi merebut ibu kota dan sebagian besar bagian utara negara itu.

Sebuah koalisi yang dipimpin Arab Saudi, bertekad mengembalikan otoritas pemerintahan Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi.

Koalisi Arab Saudi melancarkan intervensi militer besar-besaran beberapa bulan kemudian.

Lebih dari 600 warga sipil telah tewas atau terluka di Hodeida dalam sembilan bulan pertama tahun 2020, menurut Save the Children.

Serangan Minggu terjadi hanya dua minggu sebelum peringatan kedua gencatan senjata yang bertujuan untuk mengakhiri pertempuran di Hodeida.

Baca juga: Duta Besar Arab Saudi Untuk AS Ingin Ciptakan Yaman Damai dan Makmur, Konflik Harus Segera Berlalu

Kesepakatan itu, yang ditandatangani pada Desember 2018 di Swedia dan dipandang sebagai langkah pertama yang penting untuk mengakhiri konflik, tidak pernah sepenuhnya dilaksanakan

Kepala misi PBB di Hodeida, pensiunan Jenderal Abhijit Guha, mendesak kedua belah pihak untuk mematuhi perjanjian yang ditengahi PBB tahun 2018.

"Sekaranglah waktunya untuk menahan tembakan dan menghentikan siklus eskalasi militer yang akan memperburuk situasi kemanusiaan yang mengerikan di lapangan," kata Guha dalam pernyataannya.

Baca juga: Houthi Klaim Tewaskan 8 Tentara Arab Saudi dalam Serangan Rudal di Yaman

Bentrokan sengit di Hodeida bulan lalu menewaskan lebih dari 52 orang dan melukai sekitar 70 lainnya, termasuk lebih dari dua lusin warga sipil.

Itu adalah pertempuran kekerasan terberat dalam beberapa bulan di kota yang diperebutkan itu.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved