Video

VIDEO - Spanyol Umumkan Temuan Pemakaman Islam Terbesar Era Bani Umayyah, Dipindah Karena Alasan Ini

Pemda Aragon memutuskan untuk memindahkan semua kuburan karena terletak di jalan utama dan disitu akan dibangun infrastruktur bawah tanah baru.

Penulis: Yuhendra Saputra | Editor: Zaenal

SERAMBINEWS.COM, ZARAGOZA - Pemda Tauste di Zaragoza, Spanyol mengumumkan penemuan pemakaman Islam terbesar era Umayyah pada abad ke-8 masehi.

Di wilayah Aragon penggalian dilakukan pada 2010 yang ditemukan seorang warga ketika akan membangun rumah.

Kantor Berita Turki, Anadolu Agency merekam situs tersebut untuk menyaksikan sejarah Muslim di Spanyol pada 25 November 2020.

Menurut pihak berwenang, ini merupakan penemuan penting dan langka yang menunjukkan bahwa komunitas muslim pernah hidup dari abad 8 hingga 12 masehi.

Hal berdasarkan kepada bukti sisa-sisa yang ditemukan di pemakaman.

Awalnya arkeolog memperkirakan jumlah kuburan umat Islam tersebut hanya sekitar 40 buah (pada 2012-2013).

Namun kenyataannya melebihi 400 buah hingga saat ini, dan bisa mencapai 4.500 pusara.

Pemda Aragon memutuskan untuk memindahkan semua kuburan karena terletak di jalan utama.

Selain itu, di lokasi tersebut juga akan dibangun infrastruktur bawah tanah baru.

Baca juga: VIDEO - MASJID KARABAKH di Fuzuli Tersisa Dasar Menara, Digunakan Sebagai Markas oleh Armenia

Baca juga: Presiden Donald Trump Merasa Malu Dukung Calon Senator Georgia, Kalah Suara dari Joe Biden

Menara Masjid yang Jadi Menara Gereja

Desa Tauste yang berjarak sekitar 200 km dari perbatasan dengan Prancis, sebelumnya tidak diketahui memiliki monumen Islami.

Tetapi para arkeolog memeriksa secara mendalam dan menemukan bahwa menara gereja tersebut adalah menara masjid yang dibangun pada abad ke-9 masehi, sementara pembangunan gereja pada abad ke-13.

Javier Noneic, Ketua Asosiasi Kebudayaan El Patiaz menyatakan:

“Volume menara dan gereja sangat penting untuk kami mengira ada populasi kecil muslim di sini, ternyata ada populasi besar dan menara-menara itu memiliki ciri-ciri ornamen Islam."

Kemudian, mayat pertama ditemukan di sebuah kuburan dekat bangunan itu.

"Kami meyakini ini pasti kuburan kaum muslim karena posisinya menghadap ke Mekah," kata Jaview Noneic.

Kaligrafi pada menara masjid tersebut bertuliskan kalimat La ilaha illallah (Tiada Tuhan selain Allah), yang diketahui oleh warga desa baru-baru ini.

Para arkeolog masih mempelajari dan memeriksa situs yang memiliki luas 20.000 meter itu.

Eva Jimenez, direktur tim penggalian menjelaskan prosedur untuk kerangka yang ditemukan di pemakaman Islam.

Jimenez mengatakan kerangka akan dilakukan pengujian genetik dan DNA kemudian dipindahkan ke museum.

Ia juga menambahkan bahwa ada proyek relokasi untuk mengubur kerangka-kerangka di desa tersebut, karena jasad-jasad ini adalah warga setempat dan bagian dari warisan dan budaya.

Baca juga: Sejarah Berdarah Pemberontakan ETA di Spanyol dan Prancis: 853 Pembunuhan Dalam 60 Tahun Kekerasan

Baca juga: Jejak Islam di Andalusia

Sejarah Islam di Spanyol

Seperti telah banyak diulas, Islam pertama kali masuk ke Spanyol pada masa Dinasti Bani Umayah tahun 711 M melalui jalur Afrika Utara.

Sebelum penaklukan Spanyol, umat Islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari dinasti Bani Umayah.

Sebelum kedatangan Islam, Spanyol dikenal dengan nama Iberia/ Asbania, kemudian disebut Andalusia, ketika negeri subur itu dikuasai bangsa Vandal.

Dari perkataan Vandal inilah orang Arab menyebutnya Andalusia.

Sebelum dikalahkan dan kemudian dikuasai Islam, di kawasan ini terdapat kantung-kantung yang menjadi basis kekuasaan kerajaan Romawi, yaitu kerajaan Gotik.

Dikutip dari makalah di website milik Persatuan Pemuda Muslim se-Eropa Nederland, ada tiga pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling berjasa memimpin pasukan dalam proses penaklukan Spanyol.

Mereka adalah Tharif bin Malik, Thariq bin Ziyad, dan Musa ibn Nushair.

Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik.

Ia menyeberangi selat yang berada diantara Maroko dan benua Eropa itu dengan satu pasukan perang lima ratus orang di antaranya adalah tentara berkuda, mereka menaiki empat buah kapal yang disediakan oleh Julian.

Ia menang dan kembali ke Afrika Utara membawa harta rampasan yang tidak sedikit jumlahnya.

Keberhasilan ekspedesi Tharif serta kemelut yang terjadi dalam tubuh kerajaan Visigothic yang berkuasa di Spanyol kala itu, mendorong Musa bin Nushair mengirim pasukan kedua ke Spanyol pada tahun 711 M.

Pasukan dengan kekuatan 7000 orang ini dipimpin oleh Thariq bin Ziyad.

Thariq ibn Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penaklukan Spanyol karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata.

Pasukannya terdiri atas sebagian besar suku Barbar yang didukung oleh Musa ibn Nushair dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim Khalifah al-Walid.

Pasukan itu kemudian menyeberangi selat di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad.

Sebuah gunung tempat pertama kali Thariq dan pasukannya mendarat dan menyiapkan pasukannya, dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq).

Dalam pertempuran di Bakkah, Raja Roderick dapat dikalahkan.

Dari situ seperti Cordova, Granada, dan Toledo (Ibu kota kerajaan Goth saat itu).

Kebudayaan islam memasuki Eropa melalui beberapa jalan, antara lain melewati Andalusia.

Ini karena kaum muslimin telah menetap di negeri itu sekitar abad 8 abad lamanya.

Pada masa itu kebudayaan Islam di negeri itu mencapai puncak perkembangannya.

Kebudayaan Islam di Andalusia mengalami perkembangan yang pesat di berbagai pusatnya, misalnya Cordova, Sevilla, Granada, dan Toledo.

Baca juga: Ibnu Rusyd, Si Jenius dari Andalusia

Berkuasa Lebih 700 Tahun

Perkembangan Islam di Spanyol berlangsung lebih dari tujuh setengah abad.

Perkembangan itu dibagi menjadi enam periode yaitu: Periode Pertama (711-755 M), Periode Kedua (755-912 M), Periode Ketiga (912-1013 M), Periode Keempat (1013-1086 M), Periode Kelima (1086-1248 M), dan Periode Keenam (1248-1492 M).

Kemajuan peradaban itu dipengaruhi oleh kemajuan intelektual yang di dalamnya terdapat ilmu filsafat, sains, fikih, musik dan kesenian, begitu juga dengan bahasa dan sastra, dan kemegahan pembangunan fisik.

Faktor-faktor pendukung kemajuan Spanyol Islam, di antaranya kemajuannya sangat ditentukan oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan-kekuatan umat Islam, seperti Abd al-Rahman al-Dakhil, Abd al-Rahman al-Wasith dan Abd al-Rahman al-Nashir.

Keberhasilan politik pemimpin-pemimpin tersebut ditunjang oleh kebijaksanaan penguasa-penguasa lainnya yang memelopori kegiatan-kegiatan ilmiah dan adanya toleransi yang ditegakkan oleh penguasa terhadap penganut agama Kristen dan Yahudi.

kemunduran dan kehancuran Islam di Spanyol antara lain, konflik Islam dengan Kristen, tidak adanya Ideologi pemersatu, kesulitan ekonomi, tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan keterpencilan.

Baca juga: Ingin Belajar Hingga ke Spanyol

Kemajuan Eropa Berawal dari Spanyol

Setelah berakhirnya periode klasik Islam, ketika Islam mulai memasuki masa kemunduran, Eropa bangkit dari keterbelakangannya.

Kebangkitan itu bukan saja terlihat dalam bidang politik dengan keberhasilan Eropa mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam dan bagian dunia lainnya, tetapi terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Bahkan, kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi itulah yang mendukung keberhasilan politiknya.

Kemajuan-kemajuan Eropa ini tidak bisa dipisahkan dari pemerintahan Islam di Spanyol.

Dari Spanyol Islamlah Eropa banyak menimba ilmu.

Pada periode klasik, ketika Islam mencapai masa sangat penting, menyaingi Baghdad di Timur.

Ketika itu, orang-orang Eropa Kristen banyak belajar di perguruan-perguruan tinggi Islam di sana. Islam menjadi “guru” bagi orang Eropa.

Karena itu, kehadiran Islam di Spanyol banyak menarik perhatian para sejarawan.(*)

Sumber video: Anadolu Agency

Baca juga: VIDEO - Protes Hagia Sophia, di Spanyol Masjid Jadi Gereja, Uni Eropa Tutup Mata

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved