Internasional

Konflik Kashmir, Bukan Hanya Bentrokan Bersenjata, Tetapi Juga Serangan Hewan Liar

Kawasan Kashmir India yang terletakdi kawasan pegunungan telah bergejolak selama beberapa dekade.

Editor: M Nur Pakar
AP
Desa Dardkhor, tempat beberapa kasus hewan liar yang menyerang penduduk dilaporkan terlihat saat senja di pinggiran Srinagar, Kashmir yang dikuasai India pada 24 Agustus 2020. 

SERAMBINEWS.COM,KASHMIR - Kawasan Kashmir India yang terletakdi kawasan pegunungan telah bergejolak selama beberapa dekade.

Ternyata bukan hanya letusan senjata, tetapi juga serangan hewan liar.

Perselisihan mematikan yang telah lama berkecamuk di Kashmir yang dikuasai India, konflik lain, diam-diam menelan korban di wilayah Himalaya, antara manusia dan hewan liar.

Dilansir AP, Selasa (1/12/2020), berdasarkan data resmi, setidaknya 67 orang telah tewas.

Sebanyak 940 lainnya terluka dalam lima tahun terakhir ini akibat serangan hewan liar di Lembah Kashmir.

Kawasan itu terkenal dengan kumpulan besar hutan pegunungan, lahan basah dan saluran air, serta pemandangannya yang indah.

Seekor beruang hitam menguap di kandangnya di Taman Nasional Dachigam, pinggiran Srinagar, Kashmir yang dikuasai India pada 12 September 2020.
Seekor beruang hitam menguap di kandangnya di Taman Nasional Dachigam, pinggiran Srinagar, Kashmir yang dikuasai India pada 12 September 2020. (AP)

Baca juga: Tentara India Tembak Mati Empat Militan Kashmir

Adapun konflik bersenjata selama puluhan tahun antara pasukan India dan pemberontak.

Beruang hitam Himalaya berada di jantung masalah ini.

Para ahli mengatakan lebih dari 80% kematian dan penganiayaan disebabkan oleh serangan beruang hitam.

Pada Agustus 2020, seekor beruang hitam menerkam Manzoor Ahmad Dar di kebun sayurnya.

Dia masih belum pulih seusai mengalami luka para di kepala.

Tahun lalu, Showkat Ahmed Khatana, seorang pengembara berusia 50 tahun tewas.

Ketika dia mencoba menyelamatkan adik laki-lakinya dari serangan beruang hitam di dekat rumah mereka.

Baca juga: VIDEO - Bentrokan di Perbatasan JAMMU-KASHMIR, 10 Warga Sipil dan 5 Tentara Tewas

Insiden terjadi di Harwan pinggiran kota utama kawasan itu, Srinagar.

Kakaknya terluka dalam serangan itu.

Terletak di antara puncak gunung dan dataran tinggi, Kashmir telah menyaksikan perubahan cepat dalam cara orang menggunakan tanah.

Sawah yang luas sebagian besar telah diubah menjadi kebun apel.

Lingkungan baru bermunculan di sekitar lahan basah dan kawasan hutan.

Perambahan dan perubahan iklim telah menambah kesengsaraan.

Para ahli mengatakan, hewan mendekati pemukiman manusia untuk mencari makanan dan tempat berlindung, yang menyebabkan peningkatan serangan yang tajam.

“Hewan juga telah mengadopsi perubahan ini,” kata Rashid Naqash, kepala sipir satwa liar Kashmir.

“Dan yang menarik, mereka menemukan makanan dan tempat tinggal dengan mudah di kebun buah-buahan dan kaki bukit hutan tempat manusia tinggal," ungkapnya.

Naqash mengatakan sebelumnya, beruang hitam biasanya melakukan hibernasi selama musim dingin.

Baca juga: Tiga Politisi Partai Berkuasa India Tewas di Kashmir, Tiga Politisi Anti UU Pertanahan Ditangkap

"Tapi sekarang mereka aktif bahkan di musim dingin yang dalam, keras dan berkeliaran sepanjang tahun," katanya.

Konflik juga semakin memanas karena populasi satwa liar meningkat seiring berhentinya perburuan satwa akibat situasi keamanan yang mencekam dan kehadiran pasukan India di kawasan hutan.

Beruang memiliki akses mudah ke makanan dari dapur kamp angkatan bersenjata.

Hewan juga menemukan habitatnya terpecah di wilayah pegunungan, yang dilintasi oleh kawat berduri ribuan mil dan dipatroli oleh puluhan ribu pasukan India.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved