Luar Negeri
Muslim Shahdan Komandan Senior Garda Revolusi Iran Tewas Diserang Pesawat Nirawak
Sebuah pesawat nirawak dilaporkan telah membunuh Muslim Shahdan, Komandan Senior di Garda Revolusi Iran dalam serangan yang ditargetkan ke mobilnya.
SERAMBINEWS.COM, TEHERAN - Sebuah serangan udara membunuh seorang komandan garda revolusi Iran di sepanjang perbatasan antara Irak- Suriah pada akhir pekan kemarin, lapor pejabat Irak dikutip Daily Mail, Selasa (1/12/2020).
Sebuah pesawat nirawak dilaporkan telah membunuh Muslim Shahdan, Komandan Senior di Garda Revolusi Iran dalam serangan yang ditargetkan ke mobilnya.
Sebanyak 3 pengawal komandan itu juga terbunuh dalam serangan tersebut, yang mana pesawat tempur tak dikenal itu menyerang mereka di dekat desa bagian timur Suriah, Deir Ez-Zor lapor kantor berita Anadolu.
Insiden itu terjadi dalam beberapa hari setelah ilmuwan nuklir top Iran, Mohsen Fakhrizadeh terbunuh di Teheran dalam penyerangan yang dituduh Iran dilakukan oleh Israel.
Pihak Iran mengeklaim bahwa para pembunuh menggunakan remote-kontrol senapan mesin yang diletakkan di dalam mobil Fakhrizadeh yang meledak.
Sementara kendaraan yang dikendarai Shahdan, berisi senjata-senjata yang dibawanya melintasi perbatasan Irak dan diserang ketika memasuki wilayah Suriah menurut 2 pejabat Irak.
Kelompok paramiliter Irak yang didukung Iran membantu mengevakuasi mayat-mayat itu, kata kedua pejabat itu, tanpa merinci atau memberikan keterangan kapan pastinya peristiwa itu terjadi.
Lokasi serangan di provinsi Deir Ez-Zor diketahui bahwa bagian tengah dan baratnya dikendalikan oleh rezim pemerintah Suriah, Bashar Al Assad setelah teroris ISIS mundur pada November 2017.
Serangan udara yang menewaskan Muslim Shahdan adalah yang terbaru dari eskalasi dalam aksi militer selama beberapa minggu terakhir.
Baca juga: VIDEO - Pemakaman Ilmuwan Nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh yang Tewas Dibunuh, Menhan Janji Ungkap
Baca juga: Begini Operasi Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Iran, Disebut Rumit dan Libatkan Peralatan Elektronik
Sebelumnya,ilmuwan nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh, tewas dibunuh.
Fakhrizadeh tewas pada Jumat (27/11/2020) saat dia menuju ke tempat peristirahatannya di daerah pegunungan yang disertai dengan konvoi tiga mobil anti-peluru.
Badan intelijen Israel, Mossad, disalahkan atas pembunuhan itu.
Media Iran mengeklaim, ilmuwan nuklir mereka ditembak mati menggunakan senapan mesin yang dikendalikan dari jarak jauh.
Kabar mengenai pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh itu diungkapkan oleh kantor berita semi-resmi Fars, serta saluran televisi berbahasa Arab, Al Alam.
Al Alam bahkan menyampaikan bahwa senjata otomatis yang dipasang di atas mobil itu dikendalikan menggunakan jaringan satelit.
Hanya saja, media lokal tidak menyebutkan senjata jenis apa yang dipakai untuk membunuh si ilmuwan dalam insiden di Absard, dekat ibu kota Teheran itu.
Kementerian Luar Negeri Iran sudah menyatakan, Israel maupun kelompok oposisi yang diasingkan merupakan pelaku pembunuhan Fakhrizadeh.
Fars memberitakan, Fakhrizadeh awalnya berkendara menggunakan mobil anti-peluru disertai tiga kendaraan pengawal saat ditembaki Jumat (27/11/2020).
Awalnya seperti dikutip Sky News Senin (30/11/2020), dia dilaporkan keluar karena mendengar bunyi seperti tembakan yang mengenai mobilnya.
Di saat itulah, sebuah mobil Nissan yang sudah dipasang senapan otomatis melintasinya, di mana Fakhrizadeh ditembak mati dari jarak sekitar 137 meter.
Fakhrizadeh disebut tertembak sebanyak tiga kali dalam serangan berdurasi tiga menit, dan tewas saat mendapat perawatan di rumah sakit.
Klaim dua media itu diperkuat keterangan Ali Shamkhani, Sekretaris Dewan Tertinggi Keamanan Nasional Iran, di mana dia menuding Israel menggunakan peralatan elektronik.
Merujuk pada laporan kanal televisi berbahasa Inggris Press TV, senjata yang ditemukan di lokasi kejadian memuat logo dan spesifikasi industri militer Israel.
Otoritas setempat menyatakan, sempat terdengar ledakan sebelum penembakan di mana saksi juga menuturkan ada penembak yang berada di lokasi.
Adapun Israel, negara yang sudah menargetkan Mohsen Fakhrizadeh selama satu dekade terakhir menolak untuk memberikan komentar apa pun.
Fakhrizadeh, ilmuwan kelahiran Qom yang juga perwira di Garda Revolusi Iran, mendirikan program nuklir negara itu 20 tahun silam.
Oleh Tel Aviv dan AS, program tersebut dicurigai merupakan operasi militer dengan tujuan mengembangkan senjata nuklir.
Israel bersikukuh bahwa rival mereka itu punya ambisi mengembangkan teknologi pemusnah massal, yang dijawab Teheran bahwa program mereka bersifat damai.
Baca juga: Viral Video Tenda Pernikahan Roboh Diterjang Angin Kencang dan Hujan, Pengantin Wanita Pingsan
Baca juga: PM Ethiopia Klaim Kemenangan, Pemimpin Pemberontak Tigray Sebut Perang Belum Selesai
Baca juga: Kapten Kapal Didakwa Pembunuhan Mengerikan, 34 Orang Tewas Terjebak di Bawah Dek Kapal
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Usai Ilmuwan Nuklir Top Terbunuh, Kini Komandan Senior Garda Revolusi Iran Tewas Diserang Pesawat Nirawak"