Internasional
Trump Rencanakan Ampuni Ketiga Anaknya, Cegah Jadi Target Departemen Kehakiman Dibawah Joe Biden
Presiden AS Donald Trump dilaporkan membahas dengan penasihatnya kemungkinan mengampuni ketiga anak dan pengacara pribadi Rudy Giuliani
SERAMNINEWS.COM, WASHNGTON - Presiden AS Donald Trump dilaporkan membahas dengan penasihatnya kemungkinan mengampuni ketiga anak dan pengacara pribadi Rudy Giuliani
Donald Trump membahas pengampunan dini untuk tiga anak tertuanya, menantu laki-lakinya, dan pengacara pribadinya Rudy Giuliani, lapor The New York Times, Selasa (1/12/2020).
Trump telah menyatakan keprihatinan kepada orang lain bahwa Departemen Kehakiman, di bawah presiden terpilih AS Joe Biden dapat menargetkan tiga anaknya.
Mereka Donald Trump Jr., Eric Trump, dan Ivanka Trump dan menantunya Jared Kushner, yang menjabat sebagai penasihat senior di Gedung Putih, The Times melaporkan.
Baca juga: Trump Menggoda Partai Republik Seusai Empat Tahun yang Luar Biasa, Maju Lagi Sebagai Capres 2024
Berita bahwa Trump sedang mempertimbangkan untuk mengampuni anak-anaknya dilaporkan sebelumnya pada Selasa (1/12/2020) oleh ABC News.
Meskipun secara konstitusional, presiden memiliki kekuasaan pengampunan yang luas, tetapi tidak ada presiden yang mencoba memberikan pengampunan atas kejahatan federal yang belum dilakukan.
Adalah legal bagi seorang presiden untuk mengampuni anggota keluarganya.
Seperti tahun 2001, mantan Presiden Bill Clinton mengampuni saudaranya atas kepemilikan kokain dan hukuman perdagangan narkoba pada tahun 1985.
Masih belum jelas kejahatan potensial apa yang bisa dimaafkan oleh presiden secara dini, tetapi kewenangan pengampunan presiden tidak mencakup kejahatan negara bagian atau lokal.
Trump Jr. terlibat dalam penyelidikan yang dilakukan oleh mantan penasihat khusus Robert Mueller terkait campur tangan Rusia dalam pemilu 2016.
Tetapi dia tidak pernah didakwa sebagai hasil dari penyelidikan tersebut.
Giuliani juga sedang diselidiki oleh jaksa federal untuk urusan bisnisnya di Ukraina, yang merupakan bagian dari pemakzulan presiden akhir tahun lalu.
Baca juga: Donald Trump Hanya Bertugas Tujuh Minggu Lagi, Tetapi Sudah Beri Lampu Hijau Hantam Iran
Perwakilan dari Gedung Putih menolak mengomentari laporan tersebut kepada Business Insider.
Giuliani menanggapi versi sebelumnya dari laporan The Times di Twitter, menulis:
" #FakeNews NYT berbohong lagi."