Sektor Investasi
Gubernur: Sektor Investasi Bekontribusi Besar bagi Pertumbuhan Ekonomi Aceh
Pertemuan itu mengangkat tema "Bersinergi Membangun Optimisme Pemulihan Ekonomi" sekaligus mendengarkan arahan dari Presiden Republik Indonesia, Joko
Penulis: Mawaddatul Husna | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Mawaddatul Husna | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Salah satu sektor yang dapat berkontribusi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Aceh adalah investasi.
Sebab dengan masuknya investasi akan banyak manfaat yang diperoleh, antaranya dapat membantu pembiayaan pembangunan ekonomi daerah, membuka banyak lapangan kerja, memperkuat pergerakan ekonomi daerah oleh sektor swasta, serta mampu meningkatkan kemampuan Sumber Daya manusia (SDM).
Hal tersebut disampaikan Gubernur Aceh, Nova Iriansyah dalam sambutannya secara virtual pada kegiatan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Tahun 2020 yang diselenggarakan di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Kamis (3/12/2020).
Pertemuan itu mengangkat tema "Bersinergi Membangun Optimisme Pemulihan Ekonomi" sekaligus mendengarkan arahan dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo yang disampaikan secara virtual.
Baca juga: PMI Abdya Semprot Disinfektan Seluruh Meunasah & Masjid di Manggeng, Juga Warkop dan Lokasi Wisata
Baca juga: Otak Penyelundup 45 Kg Sabu Divonis Mati, 3 Terdakwa Seumur Hidup 1 Orang 20 Tahun, Begini Sikap JPU
Baca juga: Mau Ikut Lelang Ranmor dan Alat Berat di Pemkab Gayo Lues? Akses Link Ini dan Lengkapi Syaratnya
“Salah satu sektor yang menurut hemat kami dapat berkontribusi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Aceh adalah, investasi. Pada akhirnya, investasi itu akan dapat pula mengurangi angka kemiskinan di daerah ini,” kata Nova.
Ia menyebutkan, ada banyak sektor unggulan yang dapat ditawarkan untuk investasi tersebut, terutama sektor pertanian, perikanan dan agro industri.
Tidak kalah pentingnya, sektor UMKM juga perlu mendapatkan perhatian, sebab sektor ini menyerap tenaga kerja sebanyak 90,54 persen di Aceh, dan mampu berkontribusi sebesar 69,11 persen terhadap PDRB di daerah ini.
“Perhatian kita terhadap UMKM mutlak sangat dibutuhkan, sebab sektor ini merupakan yang paling terpukul akibat pandemi Covid-19, sehingga diperlukan dukungan agar dapat bertahan dan bangkit kembali. Dalam hal ini kami juga melihat adanya keterkaitan yang erat antara investasi dan UMKM,” tambah Nova.
Menurutnya, kehadiran investor di Aceh pasti akan memberikan peluang bagi pelaku UMKM untuk memperluas akses pemasaran produknya.
Demikian juga dalam hal investasi di bidang industri, sektor UMKM dan UKM dapat menjadi vendor atau supplier bagi kebutuhan industri tersebut.
“Sektor-sektor ekonomi lain juga pasti terkait, tinggal bagaimana kita menghubungkannya sehingga menghasilkan suatu kekuatan yang saling terhubung dan saling mendukung. Untuk mencapai sasaran itu, Pemerintah Aceh sudah menyusun strategi yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah Aceh setiap tahunnya,” katanya.
Nova merincikan, tahun depan, pihaknya sudah menyiapkan program yang fokus pada upaya mengembangkan industri berbasis SDM yang tangguh, serta pembangunan infrastruktur yang terintegrasi untuk percepatan pertumbuhan ekonomi inklusif.
Dalam hal ini, Pemerintah Aceh tentu tidak mampu sendirian menjalankan program tersebut. Pihaknya butuh dukungan seluruh stakeholder yang ada, termasuk peran Perbankan, khususnya Bank Indonesia, diantaranya melalui program pengembangan UMKM dan fungsi Regional Investor Relation Unit (RIRU) yang dapat pula disinergikan dengan program kerja Pemerintah Aceh dan stakeholder lainnya.
Melalui dukungan tersebut, pihaknya yakin di awal tahun depan, ekonomi Aceh dapat segera bangkit kembali, sehingga mampu mendorong masyarakat lebih produktif dan angka kemiskinan di Aceh dapat diturunkan.