Berita Aceh Timur
Milad GAM, Mualem Berkunjung ke Rumah Pejuang Angkatan I, Begini Sejarah 4 Desember Bagi Hasan Tiro
Kunjungan Mualem dan rombongan ke rumah pejuang GAM Angkatan I Tahun 1976, Syukri Abdul Jalil atau Nek Duta ini dilakukan bertepatan Milad Ke-44 GAM
Penulis: Seni Hendri | Editor: Mursal Ismail
Seperti diberitakan Serambinews.com, 4 Desember 2017, bahwa setiap tanggal 4 Desember menjadi hari paling bersejarah bagi para mantan pejuang Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Pada tanggal tersebut setiap tahun diperingati sebagai hari kelahiran organisasi GAM yang diproklamirkan Dr Teungku Hasan Muhammad Di Tiro.
Deklarasi GAM itu diumumkan Hasan Tiro kepada dunia di Bukit Tjokkan, pada tanggal 4 Desember 1976.
Namun tak banyak orang tahu, mengapa Hasan Tiro menetapkan 4 Desember sebagai hari kelahiran GAM yang menurut ideologinya sebagai gerakan lanjutan perjuangan kemerdekaan Aceh di bawah bendera Aceh-Sumatra National Liberation Front (ASNLF).
Dalam bukunya The Price of Freedom: The Unfinished Diary of Tengku Hasan Di Tiro, deklarator GAM itu menukilkan bahwa deklarasi kemerdekaan Aceh harus dilakukan pada tanggal 4 Desember.
Pasalnya karena alasan simbolis dan historis.
Menurutnya, keputusan ini merujuk pada peristiwa Belanda yang berhasil menembak dan membunuh Kepala Negara terakhir Aceh-Sumatra, Tengku Tjhik Maat di Tiro, di medan perang Alue Bhot, Tangse, Pidie, 3 Desember 1911.
Oleh karena itu, Belanda menghitung tanggal 4 Desember 1911, sebagai hari berakhirnya Negara Aceh sebagai entitas yang berdaulat, dan hari "kemenangan" final Belanda atas Kerajaan Aceh-Sumatra.
Hal ini sebagaimana ditegaskan Kolonel H J Schmidt, komandan Belanda yang memimpin serangan di Alue Bhot.
“Namun, itu sama sekali tidak berlaku karena perang melawan Aceh tidak berakhir dengan jatuhnya Tengku Tjhik Maat di Tiro pada pertempuran Alue Bhot sejak perjuangan dilanjutkan oleh para korban selamat tahun 1911,” tulis Hasan Tiro.
Menurut Hasan Tiro, Negara Aceh Sumatra tidak pernah menyerah ke Belanda. Perjuangan terus berlanjut.
Bendera Aceh akan selalu berkibar untuk mengenang gugurnya pejuang muda Aceh yang heroik Tengku Tjhik Maat di Tiro.
“Untuk seterusnya, sampai akhir zaman, bendera itu dari Aceh akan dinaikkan lagi keesokan harinya, pada tanggal 4 Desember di tempat yang paling suci untuk menandakan renaissance dan kontinuitas masyarakat Aceh Sumatra dan negara bagian Aceh Sumatra selama-lamanya,” sebut Hasan Tiro. (*)