Internasional

Pemimpin Kelompok Pro-Senjata Dituduh Menodongkan Senjata ke Petugas Federal Kentucky

Pemimpin kelompok pro-senjata AS yang melancarkan protes bersenjata terhadap kekerasan polisi telah ditangkap.

Editor: M Nur Pakar
KAMIL KRZACZYNSKI / AFP
Kendaraan lapis baja bergerak ke luar pagar besi di depan County Court House dan gas air mata ditembakkan oleh polisi ketika beberapa pengunjuk rasa menembakkan kembang api ke arah mereka selama demonstrasi menentang penembakan Jacob Blake di Kenosha, Wisconsin, Selasa (25/8/2020) malam waktu setempat. 

SERAMBINEWS.COM, LOUISVILLE - Pemimpin kelompok pro-senjata AS yang melancarkan protes bersenjata terhadap kekerasan polisi telah ditangkap.

Dia dituduh menodongkan senapan ke petugas federal saat demonstrasi di Kentucky, AS..

John F. Johnson, yang menyebut dirinya "Grandmaster Jay," menghadapi tuduhan karena menyerang petugas gugus tugas.

Dilansir AP, Jumat (4/12/2020), pengadilan federal di Louisville mengatakan Johnson mengarahkan senapan, yang memiliki senter, ke petugas federal.

Mereka sedang berada di atap pusat kota Louisville pada 4 September 2020.

Baca juga: Gadis Kristen Pakistan Minta Suaka di Inggris, Dipaksa Menikah Dibawah Todongan Senjata

Kelompok Johnson, yang dikenal sebagai NFAC, memiliki keanggotaan serba hitam dan sering berdemonstrasi menentang supremasi kulit putih dan kekerasan polisi.

Insiden itu terjadi sehari sebelum Kentucky Derby, ketika beberapa kelompok dan ratusan pengunjuk rasa dengan damai menyerukan keadilan dalam penembakan fatal Breonna Taylor oleh polisi Louisville.

Kelompok itu juga mengadakan pawai pada 4 Juli 2020 di Taman Gunung Batu Georgia, menyerukan agar ukiran Konfederasi besar di taman itu dibongkar.

Pengacara AS, Russell Coleman, mengatakan FBI berkomitmen untuk menyelidiki perilaku kekerasan.

Termasuk, mereka yang mengeksploitasi protes yang sah dan damai serta terlibat dalam pelanggaran hukum federal.

Baca juga: Polisi Tangkap Pria Bersenjata Penyerang Restoran Cepat Saji Nebraska

Johnson (57) ditangkap pada Kamis (3/12/2020) di rumahnya di West Chester, Ohio.

Johnson menunjuk senapan gaya AR dengan senter menyala, yang menyilaukan beberapa petugas di atap.

Termasuk petugas Secret Service dan FBI, menurut rilis dari kantor Coleman.

Petugas khawatir Johnson bisa secara tidak sengaja menembakkan peluru, menurut pengaduan federal.

Baca juga: Politeknik Negeri Lhokseumawe Bekali Lulusan dengan Sertifikat Kompetensi dan Ijazah Dua Bahasa

Johnson menghadapi hukuman maksimal 20 tahun penjara federal jika terbukti bersalah atas tuduhan tersebut.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved