Menaker Ida Fauziyah Sebut 23 Juta Jenis Pekerjaan akan Digantikan Robot, Ini Sektor Paling Banyak

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan, industri padat karya bakal digantikan dengan mesin.

Editor: Amirullah
KOMPAS.com/RAKHMAT NUR HAKIM
Politisi PKB Ida Fauziyah datang ke Istana memenuhi panggilan Presiden Joko Widodo 

SERAMBINEWS.COM  - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan, industri padat karya bakal digantikan dengan mesin.

Hal ini karena Indonesia memasuki era revolusi industri 4.0 ditandai dengan penggunaan teknologi digital akan ada banyak jenis usaha yang tidak berkembang bahkan hilang.

Proses otomatisasi diperkirakan akan semakin masif dalam beberapa waktu ke depan.

Hal ini telah diprediksi oleh berbagai pihak, diantaranya World Economic Forum (WEF), dengan laporan terbarunya memperkirakan akan ada 95 juta pekerjaan baru yang yang tumbuh bersamaan dengan 85 juta pekerja yang akan bergerak.

"Untuk Indonesia, McKinsey telah memprediksi akan ada 23 juta jenis pekerjaan yang terdampak oleh otomatisasi serta akan ada puluhan juta pekerjaan baru yang muncul dalam kurun waktu tersebut," ujarnya secara virtual dalam event Kompasianival, Jumat (4/12/2020).

Baca juga: Tunaikan Janji, Gubernur Nova Serahkan Ambulans untuk Puskesmas Pembantu Jamat

Baca juga: UPDATE Harga HP Xiaomi Desember 2020 Lengkap dengan Spesifikasinya, Mulai dari Harga Rp 1 Jutaan

Lebih lanjut Ida menambahkan, dari Kementerian Ketenagakerjan sendiri tahun 2017, telah melakukan kajian pasar kerja yang memperkirakan bahwa industri teknologi, komunikasi, dan informasi akan menjadi industri yang paling tinggi pertumbuhannya.

"Dalam kajian tersebut juga memproyeksikan jenis pekerjaan yang berkaitan dengan kedua sektor industri tersebut seperti programer, analis data, dan perancang kecerdasan buatan akan menjadi pekerjaan yang tumbuh pesat," katanya.

Sementara untuk pekerjaan tradisional lanjut Ida, perannya dapat digantikan oleh teknologi digital seperti tukang cetak, pengantar surat, dan resepsionis akan semakin menurun permintaannya di masa depan.

Ida menuturkan, adanya pandemi Covid-19 ini membuat masyarakat maupun industri membentuk tatanan kehidupan baru.

Baca juga: Dokter Pribadi Maradona Dikeluarkan dari Penjara, Penyelidikan Terus Berlanjut

Baca juga: Viral Video Keranda Isi Mayat Dihanyutkan ke Sungai untuk Dimakamkan, Alasannya Terungkap

Tidak hanya industri yang menerapkan Work From Home (WFH) tapi juga pola konsumsi masyarakat berubah.

Perubahan ini tentu memberikan efek yang besar terhadap perilaku industri dan pekerja sehingga tercipta sebuah tatanan baru dalam dunia kerja.

Teknologi juga membuat pekerjaan menjadi sangat fleksibel baik secara waktu ataupun tempat, sehingga pekerjaan tidak lagi harus dikerjakan dari kantor dengan jam kerja yang monoton.

Perubahan ini mempercepat transformasi ketenagakerjaan yang terus bergerak ke arah revolusi industri 4.0.

"Pada akhirnya, profil dan skill tenaga kerja yang dibutuhkan di masa depan juga berubah," kata dia.

Dalam riset WEF, kata Ida, sudah memprediksi kemampuan yang akan semakin dibutuhkan ke depannya.

Baca juga: Meski Menyehatkan, Ternyata Banyak Konsumsi Kunyit dan Jahe Juga Berbahaya

Baca juga: Ketakutan karena Ketahuan Selingkuh, Istri Sembunyi di Loteng saat Digerebek Suami

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved