Internasional
Bahrain Tidak Akan Mengizinkan Impor Barang dari Pemukiman Israel
Bahrain tidak akan mengizinkan impor barang-barang yang diproduksi di pemukiman Israel di wilayah Palestina yang diduduki.
SERAMBINEWS.COM, DUBAI - Bahrain tidak akan mengizinkan impor barang-barang yang diproduksi di pemukiman Israel di wilayah Palestina yang diduduki.
Menteri Perindustrian, Perdagangan, dan Pariwisata Bahrain, Zayed bin Rashid al-Zayani telah menyuarakan keterbukaan terhadap impor dari permukiman.
Dilansir Reuters, Minggu (6/12/2020) Manama tidak akan membuat perbedaan antara produk yang diproduksi di Israel atau Tepi Barat dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki.
"Pernyataan menteri itu disalahartikan dan kementerian berkomitmen terhadap teguh mengenai kepatuhan terhadap resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa," katanya.
Baca juga: Pemerintah Israel Larang Warganya Bepergian ke UEA dan Bahrain
Mengutip sumber resmi dari kementerian industri, perdagangan dan pariwisata.
Bahrain dan Uni Emirat Arab meresmikan hubungan dengan Israel pada 15 September.
Dalam sebuah kesepakatan yang disponsori AS dengan negara-negara Teluk yang dimungkinkan oleh rencana Israel untuk mencaplok pemukiman Tepi Barat.
Sebagian besar kekuatan dunia menganggapnya ilegal.
Di bawah pedoman Uni Eropa, produk pemukiman harus diberi label yang jelas seperti itu saat diekspor ke negara anggota UE.
Pemerintahan Trump bulan lalu menghapus perbedaan bea cukai AS antara barang yang dibuat di Israel dan permukiman.
Baca juga: Bahrain Segera Kirim Menteri Perindustrian ke Israel
Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki mengatakan mitranya dari Bahrain, Abdullatif Al-Zayani, juga membantah komentar menteri industri itu dalam panggilan telepon.
"Komentar yang dituduhkan ... sangat bertentangan dengan posisi pendukung negaranya untuk perjuangan Palestina," kata sebuah pernyataan dari kantor Maliki.
Warga Palestina ingin mendirikan negara merdeka di Tepi Barat dan Gaza dengan Jerusalem Timur sebagai ibukotanya.
Namun masalah permukiman Yahudi di tanah yang direbut Israel pada tahun 1967 telah lama menjadi batu sandungan dalam proses perdamaian, yang kini menemui jalan buntu.
Baca juga: PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Kunjungi Bahrain, Seusai Diundang Oleh Putra Mahkota
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump semakin mempersulit warga Palestina.
Dengan memberikan dukungan penuh kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan memindahkan kedutaan AS di Israel ke Jerusalem.(*)