Internasional
Dampak Covid-19 AS, Banyak Pelajar tak Bisa Belajar Jarak Jauh Sampai Warga Tak Peduli Masker
Dampak Covid-19 di AS telah merasuki seluruh sendi-sendi kehidupan, tak terkecuali para pelajar.
SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Dampak Covid-19 di AS telah merasuki seluruh sendi-sendi kehidupan, tak terkecuali para pelajar.
Sekolah-sekolah di seluruh negeri menghadapi kegagalan atas hasil nilai ujian yang tidak biasa di tengah pandemi.
Distrik sekolah telah melaporkan jumlah siswa yang tidak masuk kelas telah meningkat sebanyak dua atau tiga kali lipat.
Dilansir AP, Senin (7/12/2020), hal itu memicu munculnya kesulitan yang dialami banyak siswa dengan pembelajaran jarak jauh.
Terutama pelajar bahasa Inggris, mereka yang memiliki disabilitas dan siswa yang kurang beruntung.
Baca juga: VIDEO - Viral Pelajar di Bucket Beko, Seberangi Sungai Demi Ikuti Ujian
Sedangkan pejabat tinggi kesehatan AS memperingatkan orang Amerika untuk tidak lengah.
Karena vaksin Covid-19 mungkin hanya beberapa hari lagi tersedia di AS
Dengan gelombang epik, dari pantai ke pantai sedang berlangsung, pihak berwenang mendesak orang untuk memakai lagi masker.
Mempraktekkan jarak sosial dan langkah-langkah dasar lainnya.
Sebagian besar Kota California, kembali ke penguncian sejak Minggu (6/12/2020) malam.
Pakar kesehatan berharap pemerintahan Joe Biden akan menerapkan sesuatu yang tidak dimiliki Donald Trump.
Strategi swab atau pengujian secara nasional yang komprehensif
Beberapa ahli mengatakan kurangnya sistem semacam itu menjadi salah satu alasan ledakan nasional saat ini dalam kasus-kasus, rawat inap dan kematian.
Baca juga: Temuan Hasil Razia Protkes Covid-19, Warga di Aceh Besar Masih Enggan Pakai Masker
Banyak ahli mengatakan tes cepat dan di rumah harus digunakan sehingga orang Amerika dapat memeriksa diri mereka sendiri dan menjauh dari orang lain jika hasil tes mereka positif.
Rata-rata kematian akibat Covid-19 di AS adalah 2.163 orang per hari.
Ada lebih dari 280.000 kematian terkait virus di AS selama pandemi, menurut Universitas Johns Hopkins.
“Sayangnya, di AS, telah dipolitisasi jauh lebih banyak daripada di negara lain mana pun." kata Jessica Vitak, seorang profesor di College of Information Studies Universitas Maryland.
Dikatakan, minat yang ditunjukkan orang Amerika untuk smartphone baru masih sangat kurang.
Padahal dirancang untuk memberi tahu orang-orang yang mungkin telah terpapar virus Corona juga menjadi penyebaran makin meluas.
Baca juga: Bupati Aceh Besar Pastikan Siswa Bermasker Saat ke Sekolah
Sementara itu, pengiriman vaksin virus Corona yang dikembangkan oleh produsen obat Amerika Pfizer dan BioNTech Jerman dikirim ke Inggris pada Minggu (6/12/2020) dalam wadah super dingin.
Hanya dua hari sebelum diumumkan dalam program imunisasi yang sedang diawasi dengan ketat di seluruh dunia.(*)