New Sigupai
New Sigupai IP-300 yang Aromatik, Pulen, dan Super Genjah
New Sigupai yang benar-benar unggul dan tetap dengan ciri khas aromatiknya dengan wangi pandan dan rasa nasi yang sangat pulen
New Sigupai IP-300 yang Aromatik, Pulen, dan Super Genjah
SERAMBINEWS.COM,REKTOR Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Prof Dr Ir Syamsul Rizal MEng mengemukakan berkat kerja sama Unsyiah dengan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya),
pihaknya telah berhasil memperbaiki varietas padi lokal Sigupai Abdya dengan Teknologi Irradiasi Sinar Gamma yang dilakukan di Pusat Riset Padi Aceh, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.
Hasil perbaikan varietas Sigupai ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan ketahanan pangan di masa depan, baik untuk masyarakat Aceh maupun Indonesia, apalagi dalam kondisi pandemi Covid-19 sekarang ini.
Disamping itu, Ketua LPPM Unsyiah, Prof Dr Taufik Fuadi Abidin SSi MTech menjelaskan penelitian benih unggul baru dari padi Sigupai ini dilakukan melalui teknologi pemuliaan mutasi yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas gabah padi Sigupai, yang notabene benih aslinya berasal dari Abdya. Selain itu, juga untuk adanya jaminan perlindungan galur mutan padi lokal Aceh Sigupai dapat dimanfaatkan secara legal/resmi baik oleh masyarakat, dunia usaha, maupun instansi pemerintah.

BUPATI Abdya, Akmal Ibrahim SH dengan penuh keyakinan dan harapan mengemukakan Pemerintah Abdya sangat merasa sangat terhormat telah berhasil bekerja sama dengan Unsyiah dalam bidang penelitian melalui Inovasi Teknologi Mutasi Sinar Gamma.
Abdya merupakan kabupaten yang memiliki kekayaaan plasma nutfah yang sangat tinggi, diantaranya adalah varietas padi lokal Sigupai yang sangat berpotensi untuk bermanfaat bagi pembangunan pertanian masa depan, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat/petani,
baik untuk masyarakat Aceh sendiri maupun untuk Indonesia umumnya, bahkan juga untuk dunia internasional. Varietas lokal, terutama varietas Sigupai, makin langka dari masyarakat. Apabila padi varietas lokal ini tidak dilestarikan dan dikembangkan,
maka akibat perubahan iklim dan degradasi lingkungan, serta tekanan varietas lainnya dari luar, dikhawatirkan padi-padi lokal Aceh akan lenyap atau punah serta dapat mengancam krisis pangan.
Oleh karena itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Abdya, Drh Nasruddin, menjelaskan padi varietas Sigupai sudah diteliti ini mudah-mudahan dapat dikembangkan terus di masa depan melalui kerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat di Unsyiah dengan tujuan untuk memperbaiki produktivitas; toleransi perubahan iklim yang ekstrim; hemat sarana produksi/agroinput; umur genjah/cepat panen, serta sangat cocok untuk teknologi budidaya IP300%,
yaitu dalam setahun dapat ditanam/dipanen 3 kali, karena umurnya sangat genjah, berkisar 96-106 hari setelah semai. Lebih jauh, Kepala Bidang Perbenihan dan Pembibitan,
Dinas Pertanian Kabupaten Abdya, Hendri Yadi STp menjelaskan perbaikan varietas Sigupai ini merupakan komitmen pemerintah dalam menghadirkan varitas baru khas Abdya,
yaitu New Sigupai yang benar-benar unggul dan tetap dengan ciri khas aromatiknya dengan wangi pandan dan rasa nasi yang sangat pulen.
Selanjutnya, Ketua Tim Pelaksana pada Pusat Riset Padi Aceh, Unsyiah, Dr Ir Efendi MAgric Sc menjelaskan perbaikan padi mutan dari varietas lokal Aceh,
Sigupai telah dilaksanakan sebagai inovasi teknologi untuk menstabilkan berbagai sifat keunggulan-keunggulan temuan baru pada galur mutan generasi M4 sebagai hasil pemu
liaan melalui teknologi Mutasi Sinar Gamma dengan Gamma cell 250 Gy,
yang bertujuan menghasilkan galur murni M5 sebagai kandidat varietas unggul baru.
Galur-galur M5 ini telah diseleksi pada skala lapangan dan laboratorium. Hasil observasi menunjukkan galur mutan M5 memiliki keunggulan-keunggulan sbb: produktivitas tinggi >8-11 ton/ha; adaptif dengan iklim yang ekstrim; hemat sarana produksi/agroinput; umur genjah/ cepat panen (96-105 hari),
cocok untuk teknologi budidaya IP300%, yaitu dalam setahun dapat ditanam/ dipanen 3 kali. Padi galur mutan Sigupai ini memiliki anakan/malai banyak dan besar,
lebih tahan terhadap hama dan penyakit; serta berkualitas tinggi, seperti rasa nasi pulen/enak dan wangi pandan.
Di samping itu, sebagai peneliti senior pada Fakultas Pertanian, Unsyiah, Prof Dr Ir Sabaruddin MAgr Sc lebih jauh menjelaskan untuk masa depan galur-galur padi mutan Sigupai ini masih memerlukan pengujian lanjutan dalam skala yang lebih luas, baik uji daya hasil, uji kualitas gabah/ beras, ketahanan terhadap organisme pengganggu tanaman, maupun uji multi lokasi secara nasional.(*)