Penyelundupan Rohingya
Rental Mobil untuk Jemput Wanita Rohingya di Lhokseumawe, Sopir dan Tukang Becak Ditangkap
Mereka ditangkap saat hendak menjemput seorang wanita imigran etnis Rohingya bernama Munawarah, di BLK Lhokseumawe.
Penulis: Zaki Mubarak | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Zaki Mubarak | Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE – Nasib sial terjadi kepada dua orang pria yang diduga terlibat kasus penyelundupan wanita Rohingya yang berada di kamp bekas Balai Latihan Kerja (BLK), Desa Meunasah Mee, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe.
Mereka berdua MS (32) sebagai sopir mobil pembawa sayur dan AS (33) tukang becak asal Sumut ini, ditangkap TNI dibantu warga Desa sekitar kamp Rohingya saat hendak menjemput seorang wanita bernama Munawarah Imigran etnis Rohingya di Balai Latihan Kerja (BLK), pada Rabu (9/12/2020) sekitar pukul 22.00 WIB.
Informasi yang diperoleh Serambinews.com, Kamis (10/12/2020) kedua pelaku tersebut berinisial MS merupakan warga asal Teluk Dalam, Sumatera Utara, dan AS tukang becak asal Tanjung Balai, Sumatera Utara.
Setelah diamankan oleh warga, kemudian diserahkan kepada personel TNI Kodim 0103 Aceh Utara untuk diamankan serta dilakukan upaya introgasi.
Keduanya mengaku, kalau dirinya ditelpon oleh saudaranya bernama Piyah, kemudian diminta tolong untuk menjemput orang di Aceh.
“Saya diminta tolong pergi ke Lhokseumawe, untuk jemput wanita Rohingya” akui MS saat di tanyai petugas di Makodim Aceh Utara, pada Rabu (9/12/2020) kemarin malam.
Saat ditanyai berapa bayarannya, MS mengatakan dirinya belum mengetahui berapa jumlah besaran bila berhasil membawa kabur Rohingya ke Medan.
Baca juga: UNHCR akan Tangani Rohingya, TNI/Polri Tarik Diri dari Pengamanan
Baca juga: Terkait UNHCR Ambil Alih, TNI-Polri Tarik Diri dari Pos Pengamanan Rohingya di Lhokseumawe
Baca juga: Polisi Buru Pengusaha Travel, Kasus Penyelundupan Rohingya
Baca juga: Pengungsi Rohingya di Bangladesh Segera Dipindahkan ke Pulau Tandus Seperti Penjara Terapung
Sementara itu, dari pengakuan AS, dirinya ditelpon oleh suami Piyah kakak iparnya disuruh ke Lhokseumawe, untuk menjemput seseorang, menggunakan mobil yang dirental.
“Kami berdua hanya dikasih ongkos minyak dan ongkos makan Rp 1.5 juta. Setibanya di Lhokseumawe,” kata pengakuan AS saat ditanyai petugas.
Dimana, menurut AS kala itu mereka berdua dihubungi oleh seseorang untuk menjemput wanita Imigran etnis Rohingya di kamp BLK, Lhokseumawe.
Sambungnya, mereka berangkat Selasa (8/12/2020) sore, dan tiba di Lhokseumawe subuh pagi Rabu (9/12/2020).
Jika berhasil, dirinya mengaku akan dibayar sekitara Rp 1 juta hingga Rp 2 juta.
“Kami hanya disiruh, dan itu semua kami lakukan karena kebutuhan ekonomi,” kata AS dan MS.
Sementara itu Komandan Kodim 0103 Aceh Utara, Letkol Arm Oke Kistiyanto mengatakan, seharusnya tanggungjawab terkait kaburnya Imigran Rohingya ini bukan lagi diranah mereka.