Human Interest Story

Kisah Ayah dan Anak Pemulung di Aceh, Sering Alami Penyiksaan dan Dipaksa Jalan, Tetangga Prihatin

Ayah dan anak pemulung di Aceh yang sempat mendapatkan perhatian karena berjalan puluhan kilometer menyimpan berbagai hal mengejutkan

Penulis: Syamsul Azman | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/SYAMSUL AZMAN
Nuraini, istri Amri saat ditemui di kediamannya di Ujong Batee, Aceh Besar 

Laporan Syamsul Azman | Banda Aceh 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Bapak dan anak pemulung di Aceh yang sempat mendapatkan perhatian karena berjalan puluhan kilometer menyimpan berbagai hal mengejutkan. 

Serambinews.com pada hari Minggu (13/12/2020) mendatangi kediaman Amri (45) di Ujong Batee, Aceh Besar, bersama aktivis kemanusiaan Ratna Eliza (45) dan Aipda Khairul Fahmi, anggota atau polisi Satuan Lalulintas (Satlantas) Polresta Banda Aceh. 

Kedatangan ke kediaman Amri perlahan membuka tabir yang selama ini tertutupi. 

Istri dari Amri mengalami gangguan, yakni memberi respon yang kurang tanggap, disebutkan oleh tetangga Amri, yang bernama Siti Sarah (65), bahwa istri Amri bernama Nuraini sering mendapatkan perlakukan kasar dari suaminya. 

Siti Sarah juga turut menerangkan, bahwa pagi hari Minggu, Rafli (5) dipukul oleh Amri. 

Baca juga: Kisah Ayah dan Anak Pemulung di Banda Aceh, Ketika Pekerja Kemanusiaan Mengungkap Fakta Berbeda

Rumah Memprihatinkan 

Kediaman Amri cukup memprihatinkan, dengan rumah sepetak dan memiliki satu kamar, mereka tinggal. 

Di rumah tersebut, barang-barang hasil memulung tidak banyak terlihat, hanya beberapa kemasan plastik minuman. 

Rumahnya memang layak huni, namun kurang diperhatikan untuk kebersihan. 

Kediaman Amri di Ujong Batee, Aceh Besar
Kediaman Amri di Ujong Batee, Aceh Besar (SERAMBINEWS.COM/SYAMSUL AZMAN)

Baca juga: Kisah Pilu Ibu Hamil Tua Meninggal Bersama Janin, Alami Kejang hingga Ditolak 7 Rumah Sakit

Tetangga sering terganggu 

Tetangga Amri yang tidak ingin namanya disebutkan, menerangkan bahwa Amri sering menghidupkan suara musik kencang sampai menganggu orang lain. 

Ia memiliki anak, sering merasa terganggu bila Amri menghidupkan musik kencang, karena anaknya tidak bisa tidur dengan nyenyak. 

Bukan hanya itu, musik yang dihidupkan bukan hanya pada siang hari, terkadang sampai malam musik di rumahnya masih berbunyi. 

Tetangga yang tidak ingin disebutkan namanya tersebut mengeluh, dengan keberadaan Amri dilingkungan tersebut. 

Baca juga: Kisah Relawan Muslim Myanmar: Jika Tanpa Kami, Mereka yang Meninggal Karena Covid Akan Dikremasi

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved