Sebelum Tewas Dihantam Kereta Api, Ini Pesan WA Terakhir Bripka Slamet Mulyono, Keluarga Histeris
Almarhum merupakan satu di antara tiga korban kecelakaan antara kereta api dan mobil Polsek Kalijambe di Dukuh Siboto, Desa Kalimacan, Kecamatan Kalij
SERAMBINEWS.COM, SOLO - Bripka Slamet Mulyono sempat berkomunikasi dengan rekannya melalui aplikasi perpesanan WhatsApp (WA) sebelum ajal menjemput.
Almarhum merupakan satu di antara tiga korban kecelakaan antara kereta api dan mobil Polsek Kalijambe di Dukuh Siboto, Desa Kalimacan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen.
Adik korban, Abdul mengatakan almarhum sempat berkirim pesan melalui aplikasi perpesanan Whatsapp (WA) sebelum bertugas patroli.
"Almarhum masih WA-nan. Masih kontak komunikasi," kata Abdul kepada TribunSolo.com, Senin (14/12/2020).
"Jadi tidak menyangka dengan terjadinya kecelakaan musibah ini. Jadi harus ikhlas," tambahnya.
Rekan yang tinggal di Asrama Beskalan, Kelurahan Timuran, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo menjadi satu yang dihubungi almarhum.
Almarhum sempat mengabarkan dirinya hendak bertugas patroli kepada rekannya tersebut.
"Bilangnya, 'nanti aku arep patroli', kepada rekannya itu," tutur Abdul.
Rekan almarhum tersebut kemudian dibuat terkejut dengan kabar duka meninggalnya almarhum.
Kabar itu diterimanya sekira pukul 23.00 WIB.
"Rekannya belum berani menyampaikan ke keluarga kalau belum pasti korbannya siapa," ucap Abdul.
"Baru pukul 00.00 lebih rekannya baru hubungi saya. Terus langsung saya sampaikan ke keluarga," tambahnya.
Keluarga Histeris
Isak tangis keluarga Bripka Slamet Mulyono korban kecelakaan yang melibatkan kereta api dan mobil Polsek Kalijambe pecah ketika jenazah tiba di rumah duka dibawa mobil ambulans.
Peti jenazah korban tiba di Aspol Beskalan, Kelurahan Timuran, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Senin (14/12/2020) sekira pukul 10.18 WIB.
Peti jenazah almarhum langsung digotong ke rumah duka dengan diangkat sejumlah orang.
Sejumlah pelayat langsung berdiri ketika peti jenazah tiba di depan pintu masuk rumah duka.
Peti langsung diletakkan di ruang tamu rumah duka dengan diganjal sejumlah kursi.
Pihak keluarga langsung mengelilingi peti jenazah. Isak tangis dari istri dan anak korban tak terbendung.
"Bapak..Bapak.. Bapak," terdengar ketika peti jenazah disemayamkan di rumah duka.
Sang anak sempat harus ditenang perwakilan keluarga supaya mengikhlaskan kepergian almarhum.
"Kamu laki-laki yang tabah. Ikhlaskan bapak, ya," ucap seorang perwakilan keluarga almarhum.
Tak berselang lama, jenazah almarhum langsung disalatkan di kompleks Aspol Beskalan sekira pukul 10.44 WIB.
Suasana Sedih Selimuti di Rumah Duka
Keluarga Bripka Slamet Mulyono tidak merasakan firasat apapun sebelum kejadian kecelakaan antara kereta api dan mobil Polsek Kalijambe terjadi.
Seperti diketahui, Slamet merupakan satu diantara tiga korban meninggal dalam kejadian nahas tersebut.
Adik korban, Abdul mengatakan dirinya yang pertama kali mendapatkan informasi duka dari teman korban sekira pukul 00.00 WIB.
Kabar tersebut lantas disampaikannya kepada istri dan keluarga yang berada di rumah duka, Aspol Beskalan, Kelurahan Timuran, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo.
Syok dan derai air mata istri korban tak bisa terbendung ketika mendapati sang suami menghadap sang pencipta ketika bertugas.
"Tidak percaya, syok. Setidaknya dua jam, keluarga belum bisa menerima kenyataan terjadinya kecelakaan," kata Abdul kepada TribunSolo.com, Senin (14/12/2020).
"Padahal almarhum sebelum berangkat dinas baik-baik, tidak ada gejala sakit, firasat juga tidak ada," tambahnya.
Almarhum meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak.
Anak sulungnya kini tengah mengenyam pendidikan di sebuah pondok pesantren daerah Purwodadi, Jawa Tengah.
"Saya jemput tadi setelah subuh, sampai sana langsung saya ajak pulang dan sampai sini pukul 08.00 WIB," ucap Abdul.
Pihak keluarga memohon doa atas kepergian Bripka Slamet Mulyono yang gugur ketika menjalankan tugas patroli.
"Semoga amal baiknya diterima dan dosa-dosanya diampuni," kata Abdul.
Kronologi Tabarakan
Kecelakaan maut melibatkan mobil Polsek Kalijambe yang berisi tiga anggota polisi dan satu tentara tersambar kereta api pada Minggu (13/12/2020) tepatnya pukul 22.45 WIB.
Peristiwa tersebut terjadi di Dukuh Siboto, Desa Kalimacan, Kecamatan Kalijambe, Sragen.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, mobil patroli itu tersambar kereta api (KA) Brantas jurusan Pasarsenen-Blitar.
Kendaraan merek Mitsubishi Strada saat itu sedang berpatroli dan melintas di perlintasan sebidang tanpa palang.
"Perlintasan itu berada di JPL 159 yang tidak ada palangnya," ungkap Humas DAOP VI Yogyakarta, Supriyanto kepada Tribunsolo.com, Senin (14/12/2020).
Supriyanto menjelaskan, diduga pengemudi mobil tidak tahu jika ada KA yang melintas.
"Sehingga kecelakaan tidak terhindarkan," paparnya.
Benturan keras antara mobil dan KA membuat mobil itu ringsek tidak berbentuk.
Akibat insiden tersebut satu dari empat penumpang belum ditemukan jenazahnya hingga berita ini diturunkan.
Identitas tiga orang penumpang yang tewas tersambar kereta api yakni Pelda Eka Budi (50) anggota TNI, warga Dukuh/Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe.
Korban kedua bernama Aipda Samsul Hadi (57), anggota Polsek Kalijambe, asal Kecamatan Gemolong.
Korban ketiga Bripka Slamet Mulyono (45), pekerjaan Polisi, asal Kota Solo.
Sebelumnya diberitakan, mobil Polsek Kalijambe berisi tiga anggota polisi dan satu tentara tersambar kereta api di Dukuh Siboto, Desa Kalimacan, Kecamatan Kalijambe, Sragen pada Minggu (13/12/2020) tepatnya pukul 22.45 WIB.
Terpisah, Kepala Basarnas Semarang Nur Yahya mengatakan bahwa akibat insiden itu, dua penumpang di dalamnya harus meregang nyawa dan seorang lagi hilang diduga terlempar ke sungai Cemoro.
"Pelda Eka Budi diduga terlempar ke sungai Cemoro," jelasnya, Senin (14/12/2020).
Dijelaskannya, mobil patroli itu tertabrak kereta api di perlintasan rel kereta api jalan Solo- Purwodadi KM 13.
Diketahui mereka hendak melintasi rel kereta api dari Timur menuju ke Dukuh Siboto Desa Kalimacan.
"Saat melintas dari arah Utara melaju sebuah kereta api Brantas menuju Selatan sehingga terjadi kecelakaan," ujarnya.
Mobil Patroli terseret kereta api kurang lebih 100 meter dan tepat berhenti di jembatan kereta diatas sungai Cemoro.
"Saat di atas jembatan itu diduga anggota koramil terlempar kedalam sungai," katanya.
Saat ini tim SAR gabungan masih berusaha mencari keberadaan Pelda Eka Budi yang diduda terpental ke dalam sungai cemoro.
"Semoga korban segera ditemukan," katanya. (*)
Baca juga: Pria Bangladesh Dijatuhi Hukuman Mati, Bunuh Warga Negara Indonesia di Singapura
Baca juga: Kereta Api Tabrak Mobil Patroli, 2 Polisi Tewas dan Jenazah Anggota TNI Masih Dicari
Baca juga: Jalan Aceh Timur-Gayo Lues Belum Bisa Dilalui, Alat Berat Masih Bersihkan Material Longsor
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Pesan WA Terakhir Bripka Slamet Mulyono Sebelum Tewas Dihantam Kereta : Pamit Mau Patroli,