Breaking News

Warga Desa Alue Geudong dan Pulo Seukee Masih Bertahan di Pengungsian

Ratusan warga di Desa Alue Geudong dan Pulo Seukee Kecamatan Baktiya, Aceh Utara, hingga Senin (14/12/2020) malam, masih bertahan di pengungsian

Editor: bakri
Foto kiriman warga
Baksos dan gotong royong TNI/Polri, Tagana/BPBD, Komunitas dan Tokoh Masyarakat membersihkan Kota Lhoksukon pasca banjir, Minggu (13/12/2020). 

LHOKSUKON – Ratusan warga di Desa Alue Geudong dan Pulo Seukee Kecamatan Baktiya, Aceh Utara, hingga Senin (14/12/2020) malam, masih bertahan di pengungsian karena rumah masih terendam banjir. Namun, sebagian warga dari dua desa tersebut sudah mulai membersihkan rumahnya.

Tapi, pada malam hari, mereka kembali ke meunasahnya masing-masing untuk mengungsi. Kendati air sudah mulai surut, tapi di jalan ketinggian air masih mencapai 50 sentimeter dan dalam rumah warga masih 20 sampai 30 sentimeter. Bahkan, lintasan jalan dari Pulo Seukee dengan Alue Geudong belum juga dilintasi.

“Belum bisa dilintasi kendaraan jalan Alue Geudong ke Pulo Seukee, kecuali mobil tertentu, tapi itupun sangat berisiko karena badan jalan tersebut sudah berlumpur,” lapor Keuchik Alue Geudong, Zulkhairi kepada Serambi, Senin (14/12/2020). Sementara untuk berbelanja, warga melintasi jalan tanggul irigasi ke kawasan Seunuddon.

Menurut Keuchik Alue Geudong, warga di kawasan itu sudah 11 malam mengungsi di meunasah, dan diperkirakan akan berlangsung selama sepekan lagi. “Berdasarkan pengalaman banjir tahun sebelumnya, air baru surut total di kawasan kami sekitar 25 hari,” ungkap Zulkhairi.

Menurut Zulkhairi untuk beberapa hari ke depan bantuan masih tersedia. Tapi, warga khawatir jika mengungsi lebih dari sepekan, maka bantuan tersedia tidak mencukupi. “Kalau bantuan yang dibutuhkan untuk pangan saja, kalau lain butuh juga tapi untuk logistik lebih kami butuhkan,” katanya.

Sementara itu Sekdes Pulo Seukee, Fahrul Rizal kepada Serambi menyebutkan, hingga sekarang warga di desanya juga masih mengungsi, tapi sebagian besarnya sudah mulai pulang ke rumah karena sudah dapat membersihkan rumahnya dan juga memasak di rumah. Namun, pada malam hari juga kembali ke rumahnya.

Menurut Fahrul, ekses rendaman air banjir yang sudah berlangsung lama membuat warga sudah mulai diserang gatal-gatal. “Kemarin memang ada bantuan obat gatal-gatal dari Puskesmas Baktiya. Namun, kita harapkan nantinya petugas dapat terus memantau kondisi kesehatan masyarakat sampa air benar-benar surut,” katanya.

Menurutnya, banjir mulai merendam pemukiman warga pada Kamis (3/12/2020) malam, setelah diguyur hujan deras. Kemudian, bertambah parah karena limpahan air dari kecamatan dan desa lainnya. Karena kondisi dua desa tersebut lebih rendah.(jaf)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved