Aksi Demo Tolak Habib Rizieq di Banda Aceh Trending di Twitter, Fadli Zon: Mahasiswa Siluman
Sejumlah orang yang menamakan diri Aliansi Muslim Aceh Cinta Damai menggelar unjuk rasa di bundaran Simpang Lima, Banda Aceh, Rabu (16/12/2020).
Penulis: Faisal Zamzami | Editor: Faisal Zamzami
Tapi ini sdh hopeless jd pakai “mahasiswa siluman” (emoji tertawa sampai menangis).
Cara2 ini adlh operasi politik klasik tingkat dasar.
Ke depan mungkin akan kita lihat “demo2” macam ini sbg counter narasi," tulis Fadli Zon di akun Twitternya.
Selain Fadli Zon, sejumlah mahasiswa dari berbagai kampus juga menjadikan foto dan video pembubaran aksi demo di Aceh itu sebagai bahan candaan.
Hingga Kamis malam, tagar Mahasiswa menjadi trending topic Twitter Indonesia.
Warganet membicarakan aksi penolakan Habib Rizieq Shihab yang dilakukan kelompok yang mengaku sebagai mahasiswa.
Reaksi Ketua Forum Mahasiswa Pemuda Aceh

Ketua Forum Mahasiswa Pemuda Aceh (FMPA), Fahmi Nuzula, mengapresiasi sikap para 'kesatria' mahasiswa yang berani mengusir massa yang berunjuk rasa menolak Habib Rizieq, di Bundaran Simpang Lima, Banda Aceh, Rabu (16/12/2020).
Pasalnya, pengunjuk rasa itu mengatasnamakan mahasiswa Aceh, sehingga dinilai mencederai nama baik mahasiswa Aceh.
Lalu, di sisi lain, di dalam demo tersebut, ikut anak-anak, bahkan tampang-tampang orang tua yang sudah lanjut usia, apa yakin kalau demonstran itu bagian representif (mewakili) dari mahasiswa Aceh, tanya Fahmi Nuzula.
Lalu, dari almamater warna-warni yang dikenakan para demonstran, tanpa simbol dari suatu universitas di Aceh juga patut dipertanyakan.
"Pengusiran itu, bentuk sikap kesatria dari mahasiswa dan pemuda Aceh yang tidak menginginkan Aceh diobok-obok dan dijadikan wilayah yang menciptakan isu SARA dan perpecahan," sebut Fahmi.
Kendati demikian, lanjut Fahmi, atas nama Forum Mahasiswa Pemuda Aceh meminta maaf kepada masyarakat Aceh atas aksi sekelompok orang yang mencatut-catu nama mahasiswa.
"Mereka-mereka yang melakukan demontrasi penolakan Habib Rizieq dan Front Pembela Islam di Aceh itu murni pihak yang membawa dan mencatut nama mahasiswa. Mereka-mereka itu tidak ada garis koordinasi di kampus-kampus di Aceh," terang Fahmi.
Ia juga memastikan besar dugaan para demonstran itu bukan mahasiswa. Hal itu setelah dirinya berkoordinasi dengan sejumlah presiden mahasiswa serta tokoh-tokoh mahasiswa dan ormawa-ormawa dan meminta izin meng-handle peristiwa itu.