Berita Simeulue
Bupati Simeulue: Setiap Tahun Rp 100 Miliar Uang Simeulue Keluar Untuk Beli Beras
Bupati Simeulue Erli Hasim, mengatakan bahwa setiap tahun Rp 100 miliar uang daerah keluar dari Simeulue untuk membeli beras. Hal ini lantaran...
Penulis: Sari Muliyasno | Editor: Nurul Hayati
Bupati Simeulue Erli Hasim, mengatakan bahwa setiap tahun Rp 100 miliar uang daerah keluar dari Simeulue untuk membeli beras. Hal ini lantaran ketersediaan beras produksi lokal tidak mencukupi, sehingga harus didatangkan atau dipasok dari luar Simeulue.
Laporan Sari Muliyasno I Simeulue
SERAMVINEWS.COM, SINABANG - Untuk mengatasi ketergantungan pasokan beras yang dipasok dari luar daerah ke Kabupaten Simeulue, oleh Pemerintah Daerah setempat terus mengoptimalkan areal persawaham maupun membuka lahan baru untuk digarap petani.
Selain itu, jadwal turun ke sawah dari biasanya setahun sekali saat ini ditambah menjadi dua kali masa turun ke sawah.
Hal itu, untuk menjaga ketersediaan beras di tingkat lokal dan mengurangi pasokan beras yang didatangkan dari luar Simeulue.
Bupati Simeulue Erli Hasim, mengatakan bahwa setiap tahun Rp 100 miliar uang daerah keluar dari Simeulue untuk membeli beras.
Hal ini lantaran ketersediaan beras produksi lokal tidak mencukupi, sehingga harus didatangkan atau dipasok dari luar Simeulue.
"Di samping itu masih banyak lahan pertanian yang belum digarap oleh masyarakat, sehingga pemerintah melakukan program turun ke sawah secara serentak," pungkas Erli Hasim, di sela-sela panen padi perdana di Desa Silengas, Kecamatan Teupah Barat, Kamis (17/12/2020).
Baca juga: Aceh Tamiang Tercepat Salurkan BLT DD se-indonesia, Empat Datok Diganjar Penghargaan Menteri
Dalam panen padi perdana itu, Bupati turut di dampingi Wakil Bupati Simeulue serta unsur Forkopimda dan jajaran Muspika setempat.
Ia menambahkan, pada tahun 2021 mendatang Pemda Simeulue akan menerapkan turun ke sawah dua kali selama satu tahun.
Sehingga, kebutuhan beras di Pulau Simeulue dapat terpenuhi.
Pemerintah daerah pun, lanjutnya, telah mempersiapkan dana untuk membeli gabah dari petani sehingga dapat tertampung yang bernilai ekonomi.
"Kita punya sumber daya alam yang melimpah, sehinga tidak begitu terganggu akibat adanya Covid-19," ujar Erli Hasim. (*)
Baca juga: Hindari Bujukan Calo, Pengurusan Pajak BPHTB di Aceh Besar Cukup Mudah, Kini Sudah Berbasis Online