Ribuan Warga Antar Abu Paloh Gadeng, Putra Pertama Imami Shalat Jenazah
Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Rajiun. Pimpinan Dayah Madinatuddiniyah Darul Huda Paloh Gadeng, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, Tgk H Mustafa Ahmad
Jenazah tiba di rumah
Pantauan Serambi, jenazah Abu Paloh Gadeng tiba di rumahnya dalam Kompleks Dayah Madinatuddiniyah Darul Huda, sekitar pukul 15.30 WIB, kemarin.
Ribuan warga sudah memenuhi semua sudut kompleks dayah, terutama seputaran rumah almarhum dan masjid tempat dilaksanakan shalat jenazah.
Sekitar pukul 17.20 WIB, jenazah Abu Paloh Gadeng dibawa ke masjid yang ada di kompleks dayah tersebut yang jaraknya hanya puluhan meter dari rumah almarhum.
Selanjutnya, dilaksanakan shalat jenazah sebanyak empat gelombang.
Menjelang pukul 18.00 WIB, jenazah dibawa dari masjid ke lokasi pemakaman yakni di depan rumah almarhum.
Jarak dari rumah dengan lokasi pemakaman Abu Paloh Gadeng hanya puluhan meter. Ribuan warga tetap memenuhi lokasi itu hingga pemakaman selesai.
Mondok 22 tahun
Sebelum menjadi ulama besar, almarhum Abu Paloh Gadeng adalah sosok santri yang memiliki tekad kuat dalam belajar ilmu agama di dayah.
Hal ini dibuktikan dari lamanya almarhum menghabiskan masa remaja dan mudanya demi belajar ilmu agama.
Abu Paloh Gadeng lahir di Desa Uteun Bunta, Kecamatan Peusangan, Bireuen, pada 1 Juli 1950. Almarhum merupakan anak dari pasangan TgkHAhmad bin Abdul Manaf dan Hj Maimunah.
Serambimemperoleh identitas almarhum dari selembar ihktisar biodata anggota Dewan Paripurna Ulama (DPU) yang masih tersimpan dalam berkas Abu Paloh Gadeng di Kantor MPU Aceh Utara.
Ikhtisar tersebut ditulis Abu Paloh Gadeng menggunakan mesin tik pada 23 Desember 2002 dan ikut diteken oleh Abu Paloh Gadeng sendiri.
Dalam biodata itu tertulis, Abu Paloh Gadeng mulai mengenyam pendidikan Sekolah Rakyat Indonesia (SRI) tahun 1958 atau ketika beliau masih berusia delapan tahun.
Setelah tamat pada tahun 1964, Abu Paloh Gadeng melanjutkan sekolah ke Pendidikan Guru Agama Pertama (PGAP) hingga lulus pada tahun 1966.