Kawanan Gajah Rusak Kebun di Paya Palas

Gangguan kawanan gajah liar masih terus terjadi di Aceh Timur. Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Sepakat Jaya, Muhat

Editor: bakri
For Serambinews.com
LSM WCS Aceh Timur menggagas pembentukan satgas penanggulangan konflik satwa liar gajah di Gampong Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur. 

IDI - Gangguan kawanan gajah liar masih terus terjadi di Aceh Timur. Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Sepakat Jaya, Muhat, kepada Serambi, Minggu (20/12/2020), gangguan gajah terbaru terjadi di Desa Paya Palas, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, Jumat (18/12/2020).

Beragam tanaman yang ada di desa itu seperti kelapa sawit, pisang, dan tebu, dirusak hewan berbelalai tersebut.

Menurut Muhat, petugas BKSDA, Conservation Response Unit (CRU) Serbajadi, Forum Konservasi Leuser, dan petugas Wildlife Conservation Society (WCS) Aceh Timur, sudah turun ke lokasi untuk meninjau tanaman yang dirusak kawanan gajah. "Kita juga sudah serahkan mercon bantuan kepada masyarakat melalui Keuchik Paya Palas, Ismail, untuk mengusir kawanan gajah liar yang kita perkirakan berjumlah 20-an ekor," ungkapnya didampingi pengurus KSM, A Yani Agara.

Untuk mengurangi konflik gajah liar dengan manusia di Aceh Timur, lanjut Muhat, LSM Forum Konservasi Leuser bersama Pemkab Aceh Timur, akan membangun pagar listrik penghalau kawanan gajah liar (power fencing). "Gangguan gajah liar masih terus terjadi. Karena itu, kita mendesak pemerintah dan berbagai pihak terkait lainnya untuk mempercepat pembangunan power fencing," harapnya.

Untuk diketahui, power fencing dibantu oleh LSM Forum Konservasi Leuser dan Pemkab Aceh Timur membantu alat berat untuk membersihkan areal pemasangan tiang power fencing. Namun, petani masih terkendala biaya untuk mengoperasikan alat berat. Biaya yang dibutuhkan sekitar Rp 50 jutaan, namun yang baru terkumpul dari masyarakat Rp 13 juta.

Bentuk satgas

Sementara itu, LSM Wildlife Conservation Society (WCS) Aceh Timur, selama ini sudah memberi pelatihan kepada pengurus KSM Sepakat Jaya tentang cara pengusiran, pembuatan alat mitigasi, dan penggunaan mercon untuk pengusiran kawanan gajah liar. "Jadi tujuan dibentuknya KSM ini agar masyarakat mandiri dalam menangani konflik gajah," ungkap Staf WCS Aceh Timur, Nazli Lubis,  kepada Serambi, kemarin.

Seperti di Lampung, sebut Nazli, melalui KSM,  masyarakat berhasil menanggulangi konflik karena mereka sudah mandiri. Jika ada gangguan gajah, masyarakat saling berkoordinasi dan kompak mengusirnya. "Kompak dan saling kerja sama adalah salah satu upaya mitigasi penanggulangan konflik gajah yang sangat efektif. Karena itu, melalui KSM  kita ingin membuat masyarakat mandiri dan mewujudkan ekosistem lestari," ungkapnya.

Saat ini, tambah Nazli, pihaknya sedang membantu KSM Sepakat Jaya untuk membuat izin tingkat kabupaten. Sebab, selain fokus untuk penanggulangan konflik satwa liar, KSM juga  berencana melaksanakan berbagai program untuk pengembangan ekonomi masyarakat. (c49)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved