Sandiaga Uno dan Prabowo Rival Jokowi yang Kalah Pilpres, Kini Jadi Menteri Pembantu Presiden

Sandiaga akhirnya mengikuti jejak Prabowo Subianto yang sudah terlebih dahulu masuk ke kabinet dengan jabatan sebagai menteri pertahanan.

Editor: Faisal Zamzami
ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN
Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno (kanan) berjabat tangan usai memberikan keterangan pers terkait putusan MK tentang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pilpres 2019 di kediaman Prabowo, Jakarta Selatan, Kamis (27/6/2019). Prabowo-Sandi menyatakan menghormati dan menerima putusan MK yang menolak gugatannya. (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN) 

Jokowi-Ma'ruf unggul 55.50% sedangkan Prabowo-Sandi mendapatkan 44.50%.

Hasil pilpres itu ditetapkan dalam keputusan nomor 987.

Hasil rekapitulasi KPU secara nasional ini terdiri atas perolehan suara di 34 provinsi dan 130 panitia pemilihan luar negeri (PPLN).

Profil Sandiaga

Sosok Menparekraf Sandiaga tidak asing bagi publik Indonesia karena dia adalah pengusaha sekaligus mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Sandiaga juga pernah maju sebagai Calon Wakil Presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Saat itu ia mendampingi Prabowo Subianto.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut merupakan profil singkat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno.

Berdasarkan biografi Sandiaga Uno, ia pernah bekerja di sebuah perusahaan namun kemudian perusahaan itu bangkrut.

Kemudian, bersama rekannya, Sandiaga mendirikan perusahaan di bidang keuangan yaitu PT Saratoga Advisor.

Sandi pernah dinobatkan oleh Globe Asia sebagai orang terkaya ke-63 di Indonesia dengan jumlah kekayaan mencapai 245 juta dollar AS.

Ia juga mendapat penghargaan Enterpreneur of The Year dari Enterprise Asia pada 2008.

Baca juga: Profil Muhammad Lutfi, Menteri Perdagangan Era SBY yang Diangkat Lagi Oleh Jokowi

Baca juga: Ditunjuk jadi Menteri Kelautan dan Perikanan Gantikan Edhy Prabowo, Siapa Sakti Wahyu Trenggono?

Peluang capres?

Masuknya nama Sandiaga Uno dan Risma disebut-sebut sebagai peluang untuk menuju Pemilu Presiden 2024. 

Apalagi selama ini dua nama ini muncul dalam berbagai survei. 

"Semua kepala daerah dan menteri adalah capres potensial 2024. Menurut saya jangan dipersoalkan. Memang bagus kalau presiden kita datang dari kepala daerah atau menteri yang berhasil," ujar Pengamat Politik M Qodari dalam diskusi  daring "Reshuffle Berskala Besar?", Selasa (22/12/2020).

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved