Luar Negeri

119 Wartawan Dibunuh sejak Tahun 2000, Meksiko Negara Paling Berbahaya bagi Jurnalis

Tingginya angka kematian jurnalis tersebut menjadikan Meksiko sebagai negara paling berbahaya bagi jurnalis di seluruh dunia, menurut Committee to Pro

Editor: Faisal Zamzami
Presslab/Shutterstock
Ilustrasi jurnalis meliput wilayah konflik.(Presslab/Shutterstock) 

SERAMBINEWS.COM, MEXICO CITY – Sejak 2000, sebanyak 119 jurnalis dilaporkan telah dibunuh di Meksiko.

Tingginya angka kematian jurnalis tersebut menjadikan Meksiko sebagai negara paling berbahaya bagi jurnalis di seluruh dunia, menurut Committee to Protect Journalists.

Committee to Protect Journalists adalah organisasi independen nirlaba yang didedikasikan untuk kebebasan berbicara dan perlindungan hak jurnalis di seluruh dunia.

Meksiko menempati peringkat teratas sebagai negara yang paling berbahaya nagi jurnalis, disusul Afghanistan pada peringkat kedua dan Filipina para urutan ketiga.

 Pada 2020 saja, ada delapan jurnalis yang dilaporkan telah dibunuh di negara tersebut, sebagaimana dilansir Anadolu Agency, Rabu (23/12/2020).

Para jurnalis yang terbunuh adalah mereka yang membuat berita mengenai pejabat korup dan kaitannya dengan kejahatan terorganisasi.

Pada 2017, seorang jurnalis bernama Miroslava Breach dibunuh secara brutal 2017 di negara bagian Chihuahua, Meksiko sebelah utara.

Miroslava dibunuh karena memberitakan mengenai anggota geng lokal dan hubungan mereka dengan politisi.

Dia ditembak sebanyak delapan kali di kepala ketika menunggu untuk mengantarkan putranya berangkat ke sekolah.

Pada pekan ini, mantan Gubernur Chihuahua, Hugo Amed Schulz, ditangkap karena bekerja sama dalam pembunuhan Miroslava.

Dua tersangka lain yang terlibat dalam pembunuhan itu masih dalam pelarian.

Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador, berjanji untuk mengakhiri kekerasan terhadap jurnalis sejak pertama kali menjabat.

Namun, kekerasan dan pembunuhan jurnalis demi membungkam media masih saja terjadi dan telah menjadi “kelaziman” selama pemerintahannya.

Selain itu, Obrador juga terlibat dalam serangan langsung terhadap sejumlah awak media.

Obrador bahkan menuduh sejumlah awak media tersebut sebagai agitator dan anggota partai politik yang menentang pemerintahannya.

Untuk melanjutkan investigasi terhadap wartawan yang terbunuh di Meksiko, jaringan jurnalistik global, Forbidden Stories, meluncurkan seri investigasi bernama The Cartel Project.

Investigasi tersebut menyelidiki jaringan kartel narkoba Meksiko dan hubungannya dengan politisi di seluruh dunia.

Baca juga: 2 Pelaku Penipuan Pencatut Nama Baim Wong Ditangkap, Minta Korban Transfer Rp 100 Ribu

Baca juga: Petani Ditemukan Meninggal dalam Gubuk Kebun Sawit

Baca juga: Kasus Tewasnya 2 Warga di Koramil Sugapa, 9 Oknum TNI AD yang Jadi Tersangka Dijerat Pasal Berlapis

Baca juga: Kisah Tiga Pria Bersaudara Jadi Transpuan di NTT, Sang Ibu: Mereka Anak Kandung Saya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Meksiko Negara Paling Berbahaya bagi Jurnalis, 119 Wartawan Dibunuh sejak 2000"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved