Internasional
Saddam Hussein Tinggalkan Warisan Mengerikan, Ranjau Berserakan di Garis Depan Perang Irak
Mantan Presiden Irak Saddam Hussein telah meninggalkan warisan mengerikan di Distrik Mawat, timurlau Irak.
SERAMBINEWS.COM, BAGHDAD - Mantan Presiden Irak Saddam Hussein telah meninggalkan warisan mengerikan di Distrik Mawat, timurlau Irak.
Distrik ini terletak dengan pemandangan yang indah, perbukitan yang dilapisi dengan kebun zaitun dan buah-buahan.
Tetapi jika dilihat lebih dekat, banyak pengunjung telah belajar dari pengalaman yang sulit, karena penuh dengan bahaya tersembunyi, seperti dilansir The Telegraph, Kamis (24/12/2020).
Apa yang tampak seperti Tuscany di Timur Tengah dulunya berada di garis depan perang Irak selama delapan tahun dengan Iran.
Dimana tentara Saddam Hussein menanam ranjau darat dalam jumlah besar.
Baca juga: VIDEO - Kebakaran Dua Sumur Minyak Irak yang DISERANG ISIS Sudah Berlangsung Lima Hari
Banyak perangkat anti-personel Rusia dan Italia yang tak terhitung jumlahnya bersembunyi di selokan dan kebun buahnya, semuanya masih mematikan.
Saat ini, meskipun hampir 30 tahun pekerjaan pembersihan ranjau, lebih dari setengahnya tetap pengingat mencolok dari skala yang disebut ancaman ranjau warisan di bekas zona perang.
"Kami mendapat banyak permintaan dari walikota dan penduduk desa di sekitar sini untuk membersihkan daerah itu," kata Jabar Fatih Mahmoud (49).
Dia seorang karyawan Mines Advisory Group, sebiah badan amal Inggris untuk membersihkan ranjau,.
Dia menunjukkan kepada wartawan The Telegraph di sekitar ladang ranjau yang terdaftar di peta izin sebagai 'Kalka Shenka 2C'.
"Tapi wilayah ini juga populer dengan piknik, dan tidak semua orang tahu ada ranjau di sini," katanya.
Baca juga: Sambut Tahun Baru 2021, Berikut 10 Kota di Dunia yang Menyajikan Momen Istimewa Pergantian Tahun
Ladang ranjau di Mawat dan wilayah sekitarnya di Sulaymaniyah adalah contoh yang suram tentang bagaimana senjata itu digunakan.
Tidak hanya untuk tujuan militer, tetapi untuk secara aktif menghukum penduduk sipil.
Daerah tersebut adalah jantung penduduk Kurdi Irak, yang pasukannya berpihak pada Iran selama perang 1980-88.
Ketika Kurdi lokal kembali ke daerah itu setelah itu, mereka menemukan pasukan Saddam telah menabur ranjau jauh lebih banyak daripada sebelumnya.